Postingan

Puisi: Sajak tentang Kelelawar dan Manusia (Karya Diah Hadaning)

Sajak tentang Kelelawar dan Manusia Saat tumpah warna merah kesumba kelelawar bergegas terbang sembunyi d…

Puisi: Di antara Gemuruh Kota (Karya Diah Hadaning)

Di antara Gemuruh Kota Adalah peluhmu yang menetes sepanjang jalan hari ini kulihat kilau di seberang jalur…

Puisi: Bukit di Bawah Matahari (Karya Diah Hadaning)

Bukit di Bawah Matahari Yang menyimpan batu-batumu yang menyimpan hijau-hijaumu yang menyimpan tegar-tega…

Puisi: Pohon Bungur (Karya Joko Pinurbo)

Pohon Bungur : Anno 1968-1973 Pohon bungur di puncak bukit dalam naungan senja. Bunga-bunganya bercec…

Puisi: Bung Agam (Karya Putu Oka Sukanta)

Bung Agam Engkau tidak pernah pergi di mana pun engkau kini tertinggal puisi tumbuh menggedor tirani m…

Puisi: Tubuhmu Lebih Luas Dari Ranjang (Karya Joko Pinurbo)

Tubuhmu Lebih Luas Dari Ranjang Semalam sehektar ranjang. Setahun sejengkal badan. Kutempuh kau di hekt…

Puisi: Manusia (Karya Aldian Aripin)

Manusia Alangkah majunya manusia Berpacu dengan waktu Berpacu dengan dirinya Alangkah sepinya puisi Berdenyut malam…

Puisi: Mata Kata (Karya Joko Pinurbo)

Mata Kata Mata-kata menyala melihat tetes darah di mata-pena. 2004 Puisi:  Mata Kata Karya:  Joko …

Puisi: Di Antara Warna-warna (Karya Diah Hadaning)

Di Antara Warna-warna Aku telah menyadarinya cukup lama sejak perjalanan pertama  Kau beri warna-warna …

Puisi: Kidung Ranu Kumbolo (Karya Diah Hadaning)

Kidung Ranu Kumbolo Kidung Ranu   Kumbolo  simak wahai: Telaga itu masih ada simpan angin dan warna pel…
© Sepenuhnya. All rights reserved.