Postingan

Puisi: Dari Jendela Bar Saya Lihat Hujan Ikut Hingar (Karya Goenawan Mohamad)

Dari Jendela Bar Saya Lihat Hujan Ikut Hingar Panggil aku melankoli, katanya. Terompet yang ditembakkan ke arah lampu 40 watt. …

Puisi: Tentang Orang Datang (Karya Goenawan Mohamad)

Tentang Orang Datang Dalam mimpi burukku kau datang merah padam seperti kusta. Bertopi kelasi, turun dar…

Puisi: Mendengar Kembali Bluette Dave Brubeck Quartet (Karya Goenawan Mohamad)

Mendengar Kembali Bluette Dave Brubeck Quartet untuk Kanvas Joan Miro Beri aku, Brubeck, Beri aku siang ya…

Puisi: Ephesus (Karya Goenawan Mohamad)

Ephesus di rumah Maria Dalam kesederhanaan-Mu. tamu itu menangis Air suci di mulutnya tumpah: "Ibu, aku bukan pe…

Puisi: Sjahrir, di Sebuah Sel (Karya Goenawan Mohamad)

Sjahrir, di Sebuah Sel (untuk Rudolf Mrazek) Dari jendela selnya, (kita bayangkan ini Jakarta, Februari …

Puisi: Anak-Anak (Karya Goenawan Mohamad)

Anak-Anak Di dinding rumah hitam yang ia ingat 60 tahun kemudian tertulis empat huruf nama anak yang tak…

Puisi: Di Hari Kematian Baradita Katoppo (Karya Goenawan Mohamad)

Di Hari Kematian Baradita Katoppo Di hari kematian Bardita Katoppo, ketika lampu mulai dipadamkan, sebaris…

Puisi: Syair Malang Sumirang (Karya Goenawan Mohamad)

Syair Malang Sumirang Malang Sumirang wus prapti... Babad Jaka Tingkir, 1820 Syahdan, murtad itu pun d…

Puisi: Aku Tak Akan Tua (Karya Goenawan Mohamad)

Aku Tak Akan Tua Aku tak akan tua dengan tujuh kwatrin Mungkin di ujung ada patah kata lain Aku ta…

Puisi: Variasi atas Babad Tanah Jawi (Karya Goenawan Mohamad)

Variasi atas Babad Tanah Jawi Namaku Sukra, lahir di Kartasura, 17..., di sebuah pagi Selasa Manis, ketika bulan telah bergu…
© Sepenuhnya. All rights reserved.