Puisi: Sajak Zaman (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Puisi "Sajak Zaman" karya Muhammad Rois Rinaldi merupakan kritik sosial yang kuat terhadap perubahan nilai-nilai moral dan spiritual dalam ....
Sajak Zaman

Di atas panggung kulihat gadis seksi
menari-nari tanpa busana menjulurkan selendang
ia menghampiri para lelaki, bujang juga si renta jalang
matanya ketap-ketip, oh lentik jemarinya menggelitik
gairahku menaiki ubun-ubun, hati bak letupan peluru

Tapi seketika menjadi anyep
pada bulat matanya terkubur peradaban purba
terbaca catatan nenek moyang yang pandai menenun senyum
membuat selimut tebal menjaga anak-cucu dari raung ngeri malam

Malam tak pernah berubah, tetap gelap, sesekali berbulan berbintang
tapi kini, petuah tak lagi merekah, hanya kuncup-kuncup layu
tak ada tenunan, kita bebas tel**jang memajang kemolekan
dan lupakanlah Tuhan, birahi kita telah mendapatkan mandat-Nya.

Lagi pula di atas panggung lain, pada malam yang sama
para penceramah itu telah lupa pada amanah
pesan-pesan terbang bersama guyonan ala ludruk
dan para jamaah duduk manis menikmati sajian.

Di atas panggung telah kusaksikan manusia-manusia te***jang
di atas panggung tengah kusaksikan para penceramah menggelar lawakan
dan mari, bersama-sama menyalahkan zaman yang menua.

Cilegon, Banten, 2 November 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak Zaman" karya Muhammad Rois Rinaldi merupakan kritik sosial yang kuat terhadap perubahan nilai-nilai moral dan spiritual dalam masyarakat modern. Puisi ini menggambarkan pergeseran budaya dan etika melalui metafora yang kuat dan narasi yang menggugah.

Tema

Tema utama dari puisi ini adalah dekadensi moral dan spiritual dalam masyarakat. Rinaldi mengeksplorasi bagaimana peradaban telah berubah, dengan fokus pada hilangnya nilai-nilai tradisional dan spiritualitas, digantikan oleh materialisme dan hedonisme.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang menggambarkan berbagai adegan di atas panggung, simbolisasi dari kehidupan dan perilaku masyarakat kontemporer.

Penggunaan Metafora dan Simbolisme:
  • Gadis seksi menari tanpa busana: Melambangkan eksploitasi seksual dan dekadensi moral yang merajalela dalam masyarakat.
  • Selendang yang dijulurkan: Mewakili godaan dan daya tarik yang memikat namun merusak.
  • Matanya terkubur peradaban purba: Menunjukkan bagaimana nilai-nilai tradisional dan kebijaksanaan leluhur telah terlupakan atau terabaikan.
  • Para penceramah menggelar lawakan: Kritik terhadap pemimpin spiritual yang telah meninggalkan esensi ajaran mereka dan malah terlibat dalam hiburan kosong.
Kontras dan Ironi:
  • Puisi ini menggunakan kontras antara masa lalu dan masa kini untuk menunjukkan degradasi nilai. Contoh kontras ini terlihat pada bait tentang nenek moyang yang menenun senyum dan menjaga anak-cucu dari kegelapan, dibandingkan dengan masyarakat modern yang "bebas telanjang" dan melupakan Tuhan.
  • Ironi juga terlihat dalam cara penceramah yang seharusnya membawa pesan moral, malah terlibat dalam humor dan lawakan yang tidak bermakna.
Repetisi:
  • Pengulangan frasa "di atas panggung" menggarisbawahi bahwa semua ini adalah tontonan publik, mencerminkan bagaimana perilaku ini dilihat dan diterima secara luas oleh masyarakat.

Makna

Puisi ini mengandung kritik tajam terhadap beberapa aspek masyarakat modern:
  1. Dekadensi Moral: Gambaran gadis seksi yang menari tanpa busana di depan para lelaki menggambarkan bagaimana moralitas telah terdegradasi, dengan nilai-nilai kesopanan dan kehormatan yang tergantikan oleh eksploitasi dan hedonisme.
  2. Kehilangan Nilai Tradisional: Metafora tentang matanya yang terkubur peradaban purba dan catatan nenek moyang yang pandai menenun senyum menunjukkan bagaimana nilai-nilai tradisional yang mengajarkan kebijaksanaan dan moralitas telah dilupakan.
  3. Kritik Terhadap Pemimpin Spiritual: Para penceramah yang menggelar lawakan adalah simbol dari para pemimpin spiritual yang telah melupakan tanggung jawab mereka, beralih dari menyampaikan pesan moral ke hiburan kosong.
Puisi "Sajak Zaman" karya Muhammad Rois Rinaldi adalah refleksi kritis terhadap perubahan nilai-nilai dalam masyarakat modern. Melalui penggunaan metafora yang kuat dan simbolisme yang mendalam, puisi ini mengungkapkan bagaimana moralitas dan spiritualitas telah terdegradasi dalam masyarakat kontemporer. Rinaldi menggambarkan dekadensi moral dan spiritual ini dengan kontras yang tajam antara masa lalu dan masa kini, menekankan hilangnya nilai-nilai tradisional dan kebijaksanaan leluhur. Puisi ini berfungsi sebagai peringatan dan kritik terhadap masyarakat modern yang semakin menjauh dari nilai-nilai esensial dan mendasar.

Muhammad Rois Rinaldi
Puisi: Sajak Zaman
Karya: Muhammad Rois Rinaldi

Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
  • Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.