Puisi: Sebuah Doa untuk Malam Ini (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Sebuah Doa untuk Malam Ini Sembilan februari dua ribu dua belas, sebuah pinta dari aktivis mahasiswa jambi "malam ini kawan, mari berdoa ag…
Puisi: Isyarat Kehidupan Itu Kematiannya (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Isyarat Kehidupan Itu Kematiannya (: Astry Anjani ) Kekasih, entah mengapa aku jadi begitu manja. Minta senyum, minta tawa, minta keceriaan menar…
Puisi: Menjadi Presiden (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Menjadi Presiden Sudah, aku saja yang menjadi presiden aku juga bisa berpura-pura karena aku lahir dari rahim sandiwara. Aku juga pandai…
Puisi: Kasidah Langit (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Kasidah Langit Aku masih di sini melukis wajah langit yang tak pernah memiliki warna. Gigil meski bulan merona jingga. Burung-burung datang han…
Puisi: Kebijakan Tukang Tidur (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Kebijakan Tukang Tidur Peserta rapat paripurna mendengkur pimpinan rapat bicara tambah ngelantur "sepe…
Puisi: Tua-Tua Perawan (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Tua-Tua Perawan Itu loh.... si Mbok Minah minta nikah Umurnya sudah lima puluh tahun Tapi dia yakin lebih perawan Ketimbang anak SMP yang …
Puisi: Karang Pada Ombak (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Karang Pada Ombak Karang di tepi laut itu terkikis Ombak telah berlaku curang membawa gelombang cinta deb…
Puisi: Mencari Alamat (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Mencari Alamat Di saat aku mencari alamat kantor pemerintahan aku bertemu seorang pemulung aku bertanya pad…
Puisi: Selalu Saja (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Selalu Saja Ada langkah salah, lupa tujuan. Di jejak hujan wajah-wajah tergenang lumpur, adakah Tuhan belum usai mengukir rupa segala amat…
Puisi: Para Pedagang (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Para Pedagang Bukan. Bukan agama. Peperangan datang dari pasar-pasar. Agama hanya minyak. Para pedagang …
Puisi: Pematang Rindu (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Pematang Rindu Ingatanku tertinggal di lintang pematang antara berpasang bangau putih berlari riang dan wangi nasi liwet, kau bawa dalam ran…
Puisi: Yang Koyak (Karya Muhammad Rois Rinaldi) Yang Koyak Sebatang malam terbakar tungku tanpa api : mengepul asap hitam penuhi wajah langit mencipta gundukan awan - hujan terbelah berg…