Puisi: Himne Becak (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Himne Becak" karya Joko Pinurbo menggambarkan nasib dan perjalanan hidup becak serta tukang becaknya dalam sebuah konteks sosial yang terus ...
Himne Becak

Dua puluh tahun yang lalu aku melihatmu
sedang melamun di dalam becak yang kauparkir
di depan warung makan Sabar Menanti.
Petugas ketertiban kota datang menggarukmu:
becak dan si tukang becak diangkut mobil patroli.

Sepuluh tahun kemudian aku melihatmu
sedang mengantuk di dalam becak yang kauparkir
di depan rumah makan Sabar Menanti.
Petugas ketertiban kota datang menggarukmu:
becak segera diangkut mobil patroli,
si tukang becak dipersilakan pulang berjalan kaki.

Dan malam ini, sayang, aku melihatmu
sedang mendengkur di dalam becak yang kauparkir
di depan restoran Sabar Menanti.
Petugas ketertiban kota mengayuh becakmu,
membawamu pergi ke tempat yang sepi
sambil tetap membiarkanmu dininabobokan mimpi.

Tidur begitu manjur sampai kau tak tahu
bahwa becakmu sedang parkir di depan kuburan.
Aku tinggal rintik-rintik hujan ketika subuh datang,
ketika kau menggeliat dan berbisik lantang 
sepanjang azan, dan becakmu dicari-cari penumpang.

2005

Sumber: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)

Analisis Puisi:

Puisi "Himne Becak" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang menggambarkan nasib dan perjalanan hidup becak serta tukang becaknya dalam sebuah konteks sosial yang terus berubah. Melalui perbandingan tiga periode waktu yang berbeda, penyair menyampaikan pesan tentang perubahan, ketidakadilan, dan keteguhan hati.

Representasi Nasib Becak dan Tukang Becak: Dalam puisi ini, becak dan tukang becak diibaratkan sebagai simbol kelas pekerja yang mungkin terpinggirkan atau tidak diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat secara umum. Mereka digambarkan sedang berjuang untuk bertahan hidup di tengah tantangan dan hambatan, yang tercermin dari perlakuan kasar dan kurangnya perhatian terhadap nasib mereka.

Perubahan dan Kontinuitas dalam Kehidupan: Penyair menggunakan perbandingan antara tiga periode waktu yang berbeda untuk menyoroti perubahan yang terjadi dalam kehidupan becak dan tukang becak dari masa ke masa. Meskipun ada perubahan dalam perlakuan dari petugas ketertiban kota, kehadiran becak dan tukang becak tetap ada, menunjukkan keteguhan dan ketahanan mereka di tengah perubahan sosial.

Ironi dan Ketidakadilan Sosial: Melalui deskripsi tentang bagaimana becak dan tukang becak diperlakukan dengan tidak adil oleh petugas ketertiban kota, penyair menyoroti ironi dan ketidakadilan dalam sistem sosial. Meskipun mereka berjuang untuk mencari nafkah, mereka sering kali dianggap sebagai masalah atau gangguan bagi ketertiban kota.

Puisi "Himne Becak" adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan hidup becak dan tukang becak dalam sebuah konteks sosial yang penuh dengan perubahan dan ketidakadilan. Melalui perbandingan tiga periode waktu yang berbeda, penyair menghadirkan gambaran tentang ketahanan, perubahan, dan ketidakadilan yang dialami oleh mereka. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang nasib pekerja informal dan bagaimana masyarakat dan pemerintah memperlakukan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

"Puisi: Himne Becak (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Himne Becak
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.