Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Salju dan Ranting (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Salju dan Ranting" karya Sitor Situmorang mengajak pembaca untuk memahami keindahan dan kehampaan dalam kehidupan, serta untuk merenungkan ...
Salju dan Ranting

Salju dan ranting di kaca
Sunyi putih, tak lahir kuasa
Sunyi putihmu musim tak lalu

Salju dan ranting di kaca
Membenam suara, ingin terhenti
Sunyi menyusup wajah mati

Salju dan ranting di kaca
Angin di dalam ia tiada lalu
Air di tempat berkaca beku

Salju dan ranting di kaca
Setiap musim ia dulu
Salju dan ingin sama tertunggu

Janganlah musim ini berakhir.

Analisis Puisi:

Puisi "Salju dan Ranting" karya Sitor Situmorang adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan alam, kesunyian, dan kerinduan. Dengan menggunakan bahasa yang padat dan imaji yang kuat, Situmorang menghadirkan gambaran yang melankolis dan introspektif tentang musim salju dan simbolis ranting.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang pendek namun penuh dengan makna. Setiap bait dimulai dengan "Salju dan ranting di kaca", yang memberikan kesan kesatuan dan konsistensi dalam penggambaran yang berbeda-beda. Gaya bahasa yang digunakan cenderung simbolis dan mengandalkan imaji alam, seperti salju, ranting, dan kaca, untuk menggambarkan keadaan emosional dan spiritual.

Tema dan Makna

Puisi ini menyoroti tema tentang keindahan alam, kesunyian, dan kerinduan akan sesuatu yang telah berlalu. Salju, sebagai lambang kebersihan dan kesunyian, dipadukan dengan ranting yang kering dan rapuh, menciptakan gambaran tentang kontras antara kehidupan dan mati, kehadiran dan kekosongan.

Melalui penggambaran salju dan ranting di kaca, Situmorang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehampaan dan kerinduan yang ada dalam diri manusia. "Sunyi putihmu musim tak lalu" menggambarkan keadaan kehampaan dan kerinduan yang tak terlupakan dari masa lalu.

Puisi "Salju dan Ranting" bukan hanya sekadar penggambaran alam dan musim, namun juga sebuah pernyataan tentang kehidupan dan kematian, serta kenangan dan kerinduan. Sitor Situmorang dengan kepiawaiannya dalam mengekspresikan perasaan melalui imaji-imaji alam, berhasil menciptakan sebuah karya yang membangkitkan emosi dan refleksi tentang arti dari keberadaan dan kenangan yang terlupakan.

Dengan demikian, puisi ini mengajak pembaca untuk memahami keindahan dan kehampaan dalam kehidupan, serta untuk merenungkan tentang perjalanan waktu dan kenangan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Salju dan Ranting
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.