Analisis Puisi:
Puisi "Bulan Separuh" menciptakan gambaran tentang kesepian dan perasaan terpisah dari keutuhan, serta menggambarkan perasaan kebingungan dan kerinduan akan rumah.
Simbolisme Bulan Separuh: Bulan yang hanya setengah atau separuh mencerminkan keadaan yang tidak utuh atau tidak lengkap. Ini bisa mencerminkan perasaan kesepian atau perasaan terpisah dari keutuhan atau kesatuan.
Atmosfer Sunyi dan Gelap: Atmosfer puisi terasa sunyi dan gelap, dengan gambaran kereta api yang memecah lamunan dan kesendirian sang penulis yang menatap kegelapan melalui jendela kaca kusam. Ini menciptakan nuansa melankolis dan kesendirian.
Kereta Api sebagai Simbol Perjalanan: Kereta api seringkali dianggap sebagai simbol perjalanan, baik fisik maupun spiritual. Di sini, mungkin kereta api juga merupakan metafora untuk perjalanan hidup yang terus berlanjut, meskipun terkadang mengganggu keheningan dan kedamaian.
Pertanyaan tentang Rumah: Pertanyaan "di manakah rumahku?" mencerminkan kerinduan akan tempat yang dikenal, tempat yang memberi rasa nyaman, keamanan, dan keutuhan. Rumah sering kali menjadi simbol identitas, keamanan, dan kedamaian.
Perasaan Terpisah dan Kehilangan: Puisi ini menggambarkan perasaan terpisah, kesepian, dan rasa kehilangan. Bahkan ketika bulan penuh telah terusir dari langit, pertanyaan tentang rumah yang terus mengganggu menunjukkan perasaan kebingungan dan kerinduan yang mendalam.
Melalui puisi "Bulan Separuh," Toto ST Radik berhasil menciptakan gambaran tentang perasaan kesepian, kebingungan, dan kerinduan yang mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang perasaan-perasaan tersebut, serta tentang arti rumah dan keutuhan dalam kehidupan manusia.
Karya: Toto ST Radik