Puisi: Layar Terkembang (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Layar Terkembang" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan perjalanan hidup yang penuh ketidakpastian dan tantangan.
Layar Terkembang

Kapalku merapat sisi
Danau hilang warna
dingin menunggu rindu basi

Esok pagi yang dini,
angin menggoda
menggemuruh. Tualangku panjang
kupasrahkan pada ombak liar
yang menyeret nasibku kembali
hingga kedalaman yang entah!

Dan aku terus hanyut
tanpa ada yang menjamin
kepergian itu
untuk kembali

Kau di hulu, nyalakan lentera
sepanjang puncak ubun-ubun
agar terbaca lukisan rindu di keningmu
biar kulupakan saja
sebaiknya kukuburkan saja
riwayatku
yang membosankan.


Analisis Puisi:
Puisi "Layar Terkembang" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan mengandung beragam elemen sastra. Puisi ini menggambarkan perasaan penulis yang terombang-ambing dalam perjalanan hidupnya dan mencari makna dalam kehidupan.

Simbolisme Layar: Puisi ini menggunakan layar sebagai simbol perjalanan hidup. Layar kapal yang terkembang menggambarkan kesiapan untuk menghadapi perubahan dan tantangan dalam hidup. Layar yang terkembang juga bisa menggambarkan semangat dan tekad untuk mencari makna dan tujuan dalam hidup.

Ketidakpastian dan Keberanian: Puisi ini menciptakan gambaran tentang ketidakpastian dalam hidup. Ketika penulis menyebutkan bahwa dia terus hanyut tanpa jaminan untuk kembali, itu mencerminkan ketidakpastian dalam perjalanan hidup. Namun, keberanian untuk melanjutkan perjalanan meskipun tanpa jaminan menggambarkan semangat untuk terus maju.

Hubungan dengan Alam: Puisi ini menggunakan gambaran alam, seperti danau, angin, dan ombak, untuk menciptakan atmosfer yang kuat dan menambah kedalaman makna. Alam juga dapat diinterpretasikan sebagai bagian dari perjalanan hidup yang penuh tantangan dan perubahan.

Rasa Rindu dan Kerinduan: Puisi ini menciptakan rasa rindu dan kerinduan, terutama ketika penulis meminta seseorang untuk menyalakan lentera. Ini bisa menggambarkan perasaan kerinduan terhadap seseorang atau sesuatu yang penting dalam hidupnya.

Penggunaan Bahasa dan Imajinasi: Penyair menggunakan bahasa yang kaya dan imajinatif dalam puisi ini. Penggunaan kata-kata seperti "dingin menunggu rindu basi" dan "lukisan rindu di keningmu" menghidupkan gambaran dalam pikiran pembaca.

Penegasan Kehidupan: Meskipun ada rasa kehilangan dan ketidakpastian dalam puisi ini, penutupnya menegaskan pentingnya kehidupan dengan mengatakan bahwa riwayatnya yang membosankan harus dilupakan dan dikuburkan.

Secara keseluruhan, puisi "Layar Terkembang" adalah karya sastra yang menggambarkan perjalanan hidup yang penuh ketidakpastian dan tantangan. Ini menciptakan gambaran yang kuat dan mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan perasaan penulisnya yang terombang-ambing dalam perjalanan tersebut.


Puisi: Layar Terkembang
Puisi: Layar Terkembang
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana:
  1. Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  2. Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  3. Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.