Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Pada Suatu Malam (Karya Toto ST Radik)

Puisi "Pada Suatu Malam" karya Toto ST Radik bercerita tentang seorang penyair yang tengah berada di tepi kolam pada malam hari, mencari inspirasi ...
Pada Suatu Malam

Cahaya bulan sepenuh langit. Aku bertinggung
di tepi kolam. Mengembara mencari kata
bagi puisi yang bakal kutulis esok pagi

Ikan-ikan berenangan ke sana ke mari
mencumbu batu-batu dan akar-akar pohon
dalam tarian abadi. Entah riang entah gelisah

Apakah sebenarnya takdir itu? Selembar daun
kering gugur ke dalam kolam: ikan-ikan bergegasan
ke celah gelap, purnama bergoyang-goyang

dan aku tenggelam dalam pertanyaan abadi.

Serang, 2009

Analisis Puisi:

Tema utama puisi "Pada Suatu Malam" adalah perenungan tentang takdir dan eksistensi manusia di alam semesta. Puisi ini menyoroti momen kesendirian di malam hari, ketika penyair merenungkan kehidupan, pertanyaan eksistensial, dan hubungan manusia dengan alam di sekitarnya.

Puisi ini bercerita tentang seorang penyair yang tengah berada di tepi kolam pada malam hari, mencari inspirasi untuk puisi yang akan ditulis keesokan harinya. Dalam suasana hening, ia mengamati ikan-ikan yang berenang, batu-batu, akar pohon, dan cahaya bulan yang memantul di kolam. Semua pengamatan itu memunculkan refleksi mendalam tentang takdir dan pertanyaan hidup yang tak kunjung usai.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah keterhubungan antara manusia dan alam, serta ketidakpastian hidup yang selalu memunculkan pertanyaan tentang takdir dan makna keberadaan. Ikan-ikan yang berenang cepat ke celah gelap ketika selembar daun jatuh bisa ditafsirkan sebagai simbol kehidupan yang lincah dan tak terduga, sementara penyair sendiri tenggelam dalam perenungan, mewakili refleksi manusia terhadap ketidakpastian nasib.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini sunyi, hening, dan kontemplatif, dengan nuansa misterius dan sedikit melankolis. Malam yang diterangi cahaya bulan, gerakan ikan yang riang atau gelisah, serta jatuhnya daun kering membangun atmosfer yang menenangkan sekaligus penuh pertanyaan eksistensial. Suasana ini mengundang pembaca untuk ikut merasakan keheningan dan perenungan penyair.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah pentingnya merenungkan hidup, menerima ketidakpastian, dan mencari makna di tengah alam dan pengalaman sehari-hari. Puisi ini mengajak pembaca untuk menatap alam sebagai cerminan perjalanan hidup dan takdir, sekaligus menghargai momen-momen kesendirian yang memberi ruang bagi refleksi batin.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji visual dan gerak yang kuat:
  • “Cahaya bulan sepenuh langit” menimbulkan imaji visual yang menenangkan sekaligus megah.
  • “Ikan-ikan berenangan ke sana ke mari, mencumbu batu-batu dan akar-akar pohon” menghadirkan imaji gerak, memberi kesan tarian abadi dan ritme kehidupan alam.
  • “Selembar daun kering gugur ke dalam kolam” menghadirkan imaji visual dan simbolik, menggambarkan perubahan dan ketidakpastian hidup.

Majas

Beberapa majas yang terlihat dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: Ikan-ikan seolah melakukan tindakan sengaja (“mencumbu batu-batu dan akar-akar pohon”), memberi kehidupan pada alam.
  • Metafora: Daun yang jatuh menjadi simbol takdir atau perubahan yang tidak dapat dihindari.
  • Simbolisme: Kolam dan cahaya bulan menjadi simbol refleksi diri dan keheningan malam.
Puisi "Pada Suatu Malam" karya Toto ST Radik adalah karya yang sarat dengan perenungan dan simbolisme alam. Tema yang diangkat adalah refleksi tentang takdir dan eksistensi manusia, diceritakan melalui suasana malam yang hening di tepi kolam. Makna tersirat puisi ini menekankan keterhubungan manusia dengan alam dan ketidakpastian hidup, sementara imaji dan majas yang digunakan memperkuat suasana kontemplatif dan melankolis. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung, menghargai keheningan, dan menemukan makna di setiap gerak alam.

"Puisi Toto ST Radik"
Puisi: Pada Suatu Malam
Karya: Toto ST Radik

Biodata Toto ST Radik:
  • Toto Suhud Tuchaeni Radik lahir pada tanggal 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.