Puisi: Paskah di Kentucky Fried Chicken (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Paskah di Kentucky Fried Chicken" karya Subagio Sastrowardoyo mengandung pesan sosial dan religius yang mendalam.
Paskah di Kentucky Fried Chicken


Bagaimana akan makan ayam goreng ini
kalau tiba-tiba aku melihat bayi
menangis di gendongan – karena lapar
dan perempuan kurus mengorek sisa roti
di tong sampah di muka restoran?
Coca cola terasa kesat di tenggorokan
ketika teringat kepada muka-muka ceking
dirubung lalat hijau di gurun pasir.
Kapan akan berakhir musim kemarau
di sebelah selatan? – Makhluk terkapar!
Mari, potong-potonglah tubuhku
dan nikmati dagingku – roti yang paling putih
dan darahku – anggur yang paling murni
sampai tinggal hanya tulang-belulangku lunglai
terkulai di dahan.
Eli, Eli, lama sabakhtani – Tuhan, Tuhanku,
mengapa kami kau terlantarkan?


Sumber: Simfoni Dua (1990)

Analisis Puisi:
Puisi "Paskah di Kentucky Fried Chicken" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya yang mengandung pesan sosial dan religius yang mendalam. Dalam puisi ini, penulis menyampaikan pesan tentang ketidakadilan sosial dan pertanyaan tentang kehadiran Tuhan dalam situasi-situasi penderitaan.

Pesan Sosial: Puisi ini menggambarkan ketidaksetaraan sosial dan ketidakadilan yang ada di dalam masyarakat. Penyebutan seorang bayi yang menangis karena kelaparan dan seorang perempuan kurus yang mencari sisa roti di tong sampah menunjukkan ketidaksetaraan dalam akses terhadap makanan dan sumber daya.

Simbolisme Ayam Goreng: Ayam goreng di Kentucky Fried Chicken (KFC) digunakan sebagai simbol kemewahan dan konsumsi berlebihan dalam budaya konsumen modern. Ketika penulis bertanya "Bagaimana akan makan ayam goreng ini," ini bisa diartikan sebagai pertanyaan etis tentang bagaimana kita menikmati makanan lezat sementara orang lain menderita kelaparan.

Penderitaan dan Pertanyaan Keagamaan: Penyair merenungkan penderitaan dan pertanyaan keagamaan dalam puisi ini. Referensi kepada kata-kata Yesus di kayu salib, "Eli, Eli, lama sabakhtani," yang berarti "Tuhan, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku," menunjukkan keraguan dan ketidakpastian yang dalam terkait dengan kehadiran Tuhan dalam situasi-situasi penderitaan.

Pertentangan Moral: Puisi ini menggambarkan pertentangan moral antara kenikmatan pribadi dan penderitaan orang lain. Bagian "Mari, potong-potonglah tubuhku dan nikmati dagingku" menciptakan gambaran tentang pertentangan ini. Penyair merenungkan kontradiksi antara konsumsi mewah dan penderitaan di dunia.

Pertanyaan Etis: Puisi ini mendorong pembaca untuk merenungkan tanggung jawab sosial dan etis mereka terhadap orang-orang yang kurang beruntung. Ini adalah panggilan untuk lebih peduli terhadap mereka yang menderita dan mengevaluasi nilai-nilai konsumsi dan konsumerisme dalam masyarakat.

Puisi "Paskah di Kentucky Fried Chicken" adalah sebuah karya yang menyentuh isu-isu sosial dan religius yang mendalam. Penyair menggunakan simbolisme dan pertanyaan keagamaan untuk merangsang pemikiran tentang ketidaksetaraan sosial dan tanggung jawab etis terhadap orang lain. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya memiliki hati yang peka terhadap penderitaan sesama manusia.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Paskah di Kentucky Fried Chicken
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.