Analisis Puisi:
Puisi "Suatu Cerita pada Minggu Pagi" karya Toto ST Radik membawa pembaca ke dalam suasana santai dan hangat pada hari Minggu pagi.
Gaya Bahasa yang Ringan dan Gamblang: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang sederhana, ringan, dan gamblang. Penggunaan kalimat-kalimat pendek memperkuat kesan keceriaan dan kehangatan suasana pagi di akhir pekan.
Deskripsi Lingkungan Sehari-hari: Penyair merinci kegiatan sehari-hari, seperti membersihkan kolam ikan, menyeduh kopi, dan menikmati santap pagi bersama keluarga. Deskripsi ini memberikan gambaran kehidupan sehari-hari yang biasa namun meriah pada hari Minggu.
Pemandangan Kolam Ikan dan Kegembiraan Anak-Anak: Ikan-ikan berenang dalam kolam menghadirkan elemen keindahan alam. Gembira anak-anak yang berlari sambil meminta kecap menambah nuansa kebahagiaan dalam suasana pagi.
Pertanyaan Retoris tentang Politik: Penyair menyelipkan pertanyaan retoris tentang puisi yang mungkin membahas politik dan para pemabuk kekuasaan di negeri tersebut. Hal ini memberikan dimensi kritis pada suasana pagi yang awalnya tenang.
Keinginan Anak untuk Kecap: Permintaan anak untuk kecap menciptakan kesan kepolosan dan kebahagiaan anak-anak yang mudah bersuka cita dengan hal-hal kecil. Ini bisa diartikan sebagai semacam metafora keinginan sederhana yang dapat membawa kebahagiaan.
Nuansa Hangat dan Harmonis: Meskipun terselip pertanyaan kritis, puisi ini tetap menghadirkan nuansa hangat dan harmonis. Kegiatan sehari-hari dan kegembiraan keluarga di pagi hari menciptakan atmosfer positif.
Puisi "Suatu Cerita pada Minggu Pagi" adalah sebuah puisi yang menggambarkan keindahan kehidupan sehari-hari pada Minggu pagi. Meskipun mungkin menyelipkan refleksi tentang realitas politik, keseluruhan puisi tetap memancarkan kehangatan dan kebahagiaan dalam momen-momen kecil kehidupan.
Karya: Toto ST Radik