Puisi: Leuser (Karya Fikar W. Eda)

Puisi "Leuser" karya Fikar W. Eda adalah sebuah penggambaran yang mendalam tentang keindahan alam dan kehidupan masyarakat di daerah Leuser, yang ...
Leuser

Assalamu’alaikum
Sungai yang mengalir deras
Di hati,
hutan dan pohon
Menjulang tinggi
batu kokoh dan tegar
Terpacak di sini

Lembah Leuser
Teduh lembut
Hutan menggetarkan
Tubuh pohon jangkung ke awan
Daun rindang tudung matahari
Lawe Alas merentang dari Gayo Lues
Berkelok riam sampai Singkel.
Mengantarkan harapan
Mengirimkan impian

Di Ketambe musik dimainkan
Dari tepi sungai yang keruh deras
Merapal nasib
Belang Simpur yang digusur
dari halaman rumah sendiri,
“Kami minta hak kami.
Ini tanah adat kami.
Ini hutan adat kami.”
Tiga wajah lugu diadili
Untuk kebun yang mereka tanami
Bagi hidup sejengkal lagi.
Nyanyian mereka parau.
Tak siapa yang hirau.
Juga kau, kutu busuk!!!

Tanah Alas
Membujur ruas nasib petani.

Tanah Alas, Desember 2015

Analisis Puisi:

Puisi "Leuser" karya Fikar W. Eda adalah sebuah penggambaran yang mendalam tentang keindahan alam dan kehidupan masyarakat di daerah Leuser, yang terletak di Provinsi Aceh, Indonesia. Melalui penuturan yang kuat dan gambaran yang kaya, penyair menggambarkan sungai, hutan, dan perjuangan masyarakat setempat untuk mempertahankan lingkungan dan hak-hak mereka.

Tema Utama

  • Keindahan Alam: Puisi ini merayakan keindahan alam Leuser, dengan menggambarkan sungai yang mengalir deras, hutan yang rimbun, dan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Penyair menggunakan bahasa yang indah untuk menyoroti keagungan alam ini.
  • Perjuangan dan Penderitaan: Di antara gambaran keindahan alam, puisi ini juga mengungkapkan perjuangan dan penderitaan masyarakat lokal. Mereka menghadapi konflik dengan penggusuran, hilangnya tanah adat, dan perjuangan hidup yang keras. Penyair mengekspresikan rasa ketidakadilan dan keputusasaan melalui suara para petani yang nyanyian parau mereka tidak dihiraukan oleh pihak yang berwenang.
  • Keberanian dan Keteguhan: Meskipun dihadapkan pada tantangan besar, masyarakat setempat tetap mempertahankan keteguhan dan keberaniannya dalam memperjuangkan hak mereka. Mereka menegaskan hak atas tanah dan hutan adat mereka, serta melawan penggusuran dan eksploitasi yang merugikan mereka.

Gaya Bahasa

  • Imaji: Penyair menggunakan gambaran-gambaran yang kuat untuk membawa pembaca ke dalam pengalaman alam Leuser. Ia menggambarkan sungai yang mengalir deras, hutan yang menggetarkan, dan daun-daun rindang yang menutupi matahari, menciptakan citra yang hidup dan memikat.
  • Metafora: Metafora seperti "Lembah Leuser Teduh lembut" dan "Tanah Alas Membujur ruas nasib petani" digunakan untuk memberikan lapisan makna tambahan pada puisi, mencerminkan kedalaman dan kompleksitas pengalaman yang diungkapkan dalam teks.
Puisi "Leuser" adalah sebuah karya yang menggugah dan menginspirasi, menyoroti keindahan alam dan perjuangan masyarakat di daerah Leuser. Melalui bahasa yang indah dan gambaran yang kuat, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya melestarikan lingkungan dan memperjuangkan hak-hak asasi manusia. Puisi ini tidak hanya menyampaikan pesan tentang keindahan alam, tetapi juga menegaskan pentingnya solidaritas dan perjuangan bersama untuk melindungi warisan alam dan budaya yang berharga.

Fikar W. Eda
Puisi: Leuser
Karya: Fikar W. Eda

Biodata Fikar W. Eda:
  • Fikar W. Eda lahir pada tanggal 8 Mei 1966 di Takengon, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.