Analisis Puisi:
Puisi "Pasir yang Menempel Ketika" karya Hasyim KS menghadirkan nuansa perpisahan, kenangan, dan kesan mendalam terhadap sebuah kota pesisir, yaitu Meulaboh. Lewat diksi sederhana namun penuh perasaan, penyair berhasil menghadirkan suasana yang hangat sekaligus getir tentang perjalanan, jarak, dan keindahan yang ditinggalkan.
Tema
Tema utama puisi ini adalah perpisahan dan kenangan akan sebuah tempat. Penyair berbicara tentang Meulaboh yang harus ia tinggalkan, meski menyisakan rasa kagum sekaligus rindu terhadap kota itu. Keindahan laut, burung, dan kehidupan sederhana masyarakatnya menjadi bagian dari pengalaman yang tidak mudah dilupakan.
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang meninggalkan Meulaboh, sebuah kota pesisir di Aceh, setelah beberapa waktu tinggal di sana. Ia menyimpan kenangan tentang ombak, teluk, burung, serta kehidupan kota yang sederhana. Bahkan hal kecil seperti pasir yang menempel di celana menjadi lambang pengalaman yang melekat di hati.
Makna tersirat
Makna tersirat dalam puisi ini adalah keindahan sederhana seringkali baru terasa berharga ketika harus ditinggalkan. Pasir yang menempel bukan sekadar butiran kecil, melainkan simbol dari kenangan dan pengalaman yang sulit hilang meski secara fisik telah menjauh. Ada pesan bahwa manusia kerap baru menyadari nilai sesuatu setelah kehilangannya.
Suasana dalam puisi
Suasana dalam puisi ini adalah melankolis dan penuh kerinduan. Ada nuansa haru dalam setiap bait, seolah penyair menulis dengan hati yang berat ketika harus meninggalkan tempat yang telah memberikan ketenangan dan pengalaman berharga.
Amanat / pesan yang disampaikan
Pesan yang bisa ditangkap dari puisi ini adalah pentingnya menghargai momen-momen sederhana dalam hidup. Hal-hal kecil seperti ombak, burung, dan pasir mungkin tampak biasa, tetapi sesungguhnya menyimpan nilai besar dalam kehidupan seseorang. Puisi ini juga mengajarkan bahwa kenangan akan selalu hidup, meski jarak dan waktu memisahkan.
Imaji
Hasyim KS menggunakan imaji visual dan perasaan yang kuat. Beberapa contoh imaji yang muncul:
- Imaji visual: “nyanyian ombak”, “butiran pasir di celana”, “burung-burung yang pulang berlabuh di kawat listrik”. Semua ini menghadirkan gambaran konkret yang bisa dibayangkan pembaca.
- Imaji perasaan: rasa rindu dan berat hati ketika mengucapkan selamat tinggal pada Meulaboh.
Majas
Puisi ini menggunakan beberapa majas, antara lain:
- Personifikasi – “nyanyian ombak kotamu sayang”, ombak digambarkan seolah bernyanyi.
- Repetisi – pengulangan frasa “Selamat tinggal Meulaboh, selamat tinggal” menegaskan rasa berat hati dalam perpisahan.
- Metafora – pasir yang menempel dipakai sebagai lambang kenangan yang sulit lepas.
Puisi "Pasir yang Menempel Ketika" karya Hasyim KS adalah refleksi tentang perpisahan, kenangan, dan keindahan sederhana yang membekas. Lewat bahasa yang jujur dan imaji yang kuat, penyair menghadirkan potret perasaan manusia ketika harus meninggalkan sesuatu yang berharga. Dengan membaca puisi ini, pembaca diajak untuk lebih menghargai tempat, momen, dan pengalaman yang pernah memberi makna dalam kehidupan.
Karya: Hasyim KS