Puisi: Debur Sanur (Karya Iyut Fitra)

Puisi: Debur Sanur Karya: Iyut Fitra
Debur Sanur


Debur senja. Dan angin begitu lebih
kudengar suara memecah tepi juga pasir. Camar-camar tua
waktu susut pelan-pelan. Kauingat kepergian itu? Suara laut
mengantar cuaca pada lengang. Kaumencium keningnya di rembang
bangau-bangau pulang. “Kutitipkan sebuah peta agar malam tak menjalar liar!”
Beranda kecil. Dan sepokok kembang kertas (aku tahu matamu basah)
ceritakan segala sangsai pada pantai

Banyak kata setelahnya. Tapi adakah yang lebih
dari sekedar ucap selamat tidur? Sanur terus berdebur
ombaknya menghempas ranjang. Kekasih, tak luput jua kuhitung jejak
bila selesai lengang berderai. Kukirim ia sebagai rindu
maka berhentilah bernyanyi lagu sangsi. Bukankah pantai
adalah kesetiaan paling landai.

Di dinding rumah kayu kita. Di sebelah bingkai puisiku yang tak selesai
aku tahu kautengah menghitung tanggal. (Barangkali seraya mencium
pakaianku yang belum kaucuci). “Aku benci bila cinta
hanya untuk saling menyiksa!”
Tapi di sini. Di antara debur ombak pantai sanur
kutulis debar itu. Aku akan kembali.

Mei, 2010

Iyut Fitra
Puisi: Debur Sanur
Karya: Iyut Fitra

Biodata Iyut Fitra:
  • Iyut Fitra (nama asli Zulfitra) lahir pada tanggal 16 Februari 1968 di Nagari Koto Nan Ompek, Kota Payakumbuh, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.