Puisi: Anak Yatim Piatu (Karya Syamsiar Seman)

Puisi "Anak Yatim Piatu" merupakan pengingat akan tanggung jawab moral dan sosial kita sebagai manusia untuk peduli dan membantu mereka yang ...
Anak Yatim Piatu

Anak yatim tidak berbapak.
Anak piatu tidak beribu.

Sungguh sedih, sungguh malang.
Bila seorang anak,
tidak beribu tidak berbapak.
Dia tidak dapat memanggil bapak.
Dia tidak dapat memanggil ibu.

Anak yatim, anak piatu
Hidupnya bisa telantar.
Bila dia tidak dibantu.

Jika kita sedang bertemu.
Anak yang yatim dan piatu.
Janganlah dia diganggu.

Islam agama kita.
Kita disuruh agama.
Memelihara anak yatim.
Jangan mendurhakai anak yatim.
Tapi dia harus dibantu.

Sumber: Taman Si Muslim Kecil (1978)

Catatan:
Versi terbitan 1978: Jika kita berjumpa mereka (bait 4, baris 1).

Analisis Puisi:

Puisi "Anak Yatim Piatu" karya Syamsiar Seman adalah sebuah karya yang mengangkat tema kepedulian terhadap anak-anak yang kehilangan orang tua.

Ekspresi Empati dan Kepedulian: Puisi ini menciptakan suasana empati dan keprihatinan terhadap nasib anak-anak yatim piatu. Penggunaan kata-kata seperti "sedih", "malang", dan "telantar" menggambarkan penderitaan dan kesulitan yang dihadapi oleh anak-anak tersebut.

Kesendirian dan Kehilangan Identitas: Penyair menggambarkan kesendirian dan kehilangan identitas yang dialami oleh anak yatim piatu yang tidak memiliki sosok ayah dan ibu. Mereka tidak dapat memanggil kedua orang tua mereka, yang merupakan pengalaman emosional yang sangat menyedihkan dan mengganggu.

Tanggung Jawab Bersama: Puisi ini menekankan tanggung jawab bersama dalam membantu anak-anak yatim piatu. Islam sebagai agama disebutkan sebagai landasan moral untuk membantu dan merawat anak-anak yang kehilangan orang tua. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kepedulian dan kasih sayang dalam ajaran agama.

Panggilan untuk Tidak Mengganggu: Penyair menegaskan pentingnya untuk tidak mengganggu anak-anak yatim piatu, melainkan membantu mereka dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan. Ini merupakan panggilan untuk sikap empati, pengertian, dan ketulusan dalam berinteraksi dengan mereka.

Kesimpulan Optimis: Meskipun puisi ini menggambarkan penderitaan anak yatim piatu, tetapi juga menyiratkan harapan bahwa dengan bantuan dan dukungan dari orang lain, mereka dapat mengatasi kesulitan hidup mereka.

Puisi "Anak Yatim Piatu" merupakan pengingat akan tanggung jawab moral dan sosial kita sebagai manusia untuk peduli dan membantu mereka yang membutuhkan, serta untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan penuh kasih sayang bagi anak-anak yang kehilangan orang tua.


Puisi
Puisi: Anak Yatim Piatu
Karya: Syamsiar Seman
© Sepenuhnya. All rights reserved.