Puisi: Tegak (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Tegak" karya Toto Sudarto Bachtiar menggambarkan perasaan penyair terhadap kehidupan, cinta, dan pekerjaan.
Tegak

Antara ada dan tiada
Yang kutahu diriku hanya
Memandang lantun tertinggi hidup kita
Betapa juga pendeknya ...

Cinta, riah musim yang debar-debar jantungnya
Sangat tambah mesra ajakannya
Bersolek di atas cahaya matamu
Betapa sibuknya kupandang sekali

Juga alangkah sibuknya cinta dan kerja
Asyik menghitung satu dua tiga tiada habisnya
Tapi bisa terbengkalai sebab sepi yang datang
Antara ada dan tiada.


Sumber: Etsa (1958)

Analisis Puisi:
Puisi "Tegak" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan penyair terhadap kehidupan, cinta, dan pekerjaan. Puisi ini menciptakan gambaran tentang dinamika antara keberadaan dan ketiadaan, cinta, serta kerja. Berikut adalah analisis lebih lanjut tentang puisi ini:

Antara Ada dan Tiada: Puisi ini membuka dengan pernyataan "Antara ada dan tiada," yang menciptakan suasana ketidakpastian atau keraguan dalam pikiran penyair. Ini bisa menggambarkan perasaan ambigu atau keraguan terhadap situasi tertentu dalam hidup.

Pandangan Terhadap Cinta: Puisi ini menggambarkan pandangan penyair terhadap cinta sebagai "riah musim yang debar-debar jantungnya." Ini menggambarkan cinta sebagai pengalaman yang intens dan penuh semangat yang dapat menggetarkan hati seseorang. Penggunaan kata "mesra" juga menunjukkan hubungan yang erat dan intim antara penyair dan objek cintanya.

Pandangan Terhadap Pekerjaan: Puisi ini juga mencerminkan pandangan penyair terhadap pekerjaan sebagai sesuatu yang sibuk dan terus berlanjut. Penyair menggunakan kata-kata seperti "riah" dan "mesra" untuk menggambarkan perasaan positif terhadap pekerjaan. Namun, juga disebutkan bahwa pekerjaan dapat "terbengkalai sebab sepi yang datang," menunjukkan bahwa kadang-kadang pekerjaan dapat terganggu oleh ketidakpastian atau ketiadaan.

Siklus Hidup: Puisi ini menggambarkan siklus hidup dengan menyebutkan perhitungan "satu dua tiga tiada habisnya." Ini dapat diartikan sebagai pengingat bahwa kehidupan terus berlanjut dengan berbagai peristiwa dan pengalaman yang datang dan pergi.

Keseimbangan dan Ketidakpastian: Puisi ini menciptakan rasa keseimbangan antara cinta, pekerjaan, dan ketidakpastian dalam hidup. Ini mencerminkan perasaan kompleks dan dinamika yang ada dalam kehidupan seseorang.

Secara keseluruhan, "Tegak" adalah sebuah puisi yang menciptakan citra dan perasaan kompleks tentang keberadaan, cinta, dan pekerjaan dalam kehidupan penyair. Puisi ini menggunakan bahasa yang indah dan gambaran yang tajam untuk menyampaikan pesan tentang dinamika kehidupan manusia.

Puisi: Tegak
Puisi: Tegak
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.