Analisis Puisi:
Puisi "Sesumbar Kesaksian" karya Herman RN mengeksplorasi tema kesaksian dan kepalsuan dalam konteks politik dan kepemimpinan. Penyair menyoroti bagaimana orang-orang sering kali menggunakan kesaksian untuk mengagungkan calon pemimpin, meskipun masa lalu mereka dipenuhi dengan dosa dan kepalsuan.
Kritik terhadap Kebijakan Politik: Melalui puisi ini, penyair secara tajam mengkritik praktik politik yang mempermainkan kesaksian, membeli saksi, atau bahkan membungkam saksi yang dapat mengungkap kebenaran. Ini mencerminkan kenyataan pahit tentang korupsi moral dan politik yang sering terjadi di tengah masyarakat.
Ironi dalam Kehidupan Politik: Penyair menyoroti ironi dalam kehidupan politik, di mana orang-orang yang seharusnya dipertimbangkan sebagai pelanggar HAM justru dipuja sebagai pahlawan atau diangkat sebagai orang kepercayaan. Ini menunjukkan ketidakadilan dan ketidakkonsistenan dalam penilaian masyarakat terhadap para pemimpin.
Penekanan pada Kebenaran yang Terabaikan: Puisi ini juga menekankan pentingnya menghadapi kebenaran yang terkadang terabaikan dalam kehidupan politik. Penyair merujuk pada kasus-kasus seperti Munir dan Marsinah, yang menjadi korban kejahatan politik, namun seringkali dilupakan atau diabaikan oleh masyarakat.
Pesan Kritis dan Reflektif: Secara keseluruhan, puisi ini menyampaikan pesan kritis dan reflektif tentang politik dan moralitas dalam masyarakat. Penyair mengajak pembaca untuk mempertimbangkan ulang praktik politik yang memanipulasi kesaksian dan mengabaikan kebenaran demi kepentingan politik dan kekuasaan.
Puisi "Sesumbar Kesaksian" karya Herman RN adalah sebuah puisi yang menyoroti ketidakadilan, kepalsuan, dan manipulasi dalam kehidupan politik. Melalui penggunaan bahasa yang tajam dan gambaran yang kuat, penyair menggambarkan realitas yang pahit tentang politik dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya memperjuangkan kebenaran dan integritas dalam masyarakat.