Puisi: Burung-Burung Kematian (Karya Edhy Lyrisacra)

Puisi "Burung-Burung Kematian" karya Edhy Lyrisacra menghadirkan gambaran yang intens dan simbolis tentang kematian, kehidupan, dan pertemuan ....
Burung-Burung Kematian (1)


Burung gagak adalah sepiku
ketika kucari sarang gelap
penjara maut batas hening-Mu
Mematuki bangkai kata yang tersisa
menunggu penerimaan alamat di rahim suara
sejauh batas ruang menerangi kegelapan
terengah mengejar bayangan perbatasan


Burung-Burung Kematian (2)


Burung kedasih adalah gema sajakku
mengabarkan tangis pengembara
yang kehilangan langkahnya
sehabis tanda, dan jejak mendaki kata
Apa yang tersampaikan sebelum kelahiran pertama
tentang maut yang bersarang dalam diri
dan kenangan tersendat mencari mimpi
begitulah akhirnya aku gemetaran kedinginan
sedetik setelah kabar tinggal kematian.


Burung-Burung Kematian (3)


Burung prenjak mengabarkan kabar sayup
tentang-Mu yang menunggu di setiap pintu
Jangan sesatkan aku dalam hutan purba
iringan pelayat membawa pengampunanku
pisungsung nyawa suntingan dosa
tiada yang lebih putih dari ketiadaan
yang menyangkut penyerahan dan kejalangan
Kusaksikan dengan indra yang berdusta
menatap cakrawala menjadi sejuta
dan itu belum serambut huhasta

Kusampaikan kabar kefanaan ini selaksa
belum terluruhkan sudah Kau putus tali nyawa.


Burung-Burung Kematian (4)


Burung-burung walet berlayangan di kuala
Apa yang kau tunggu di setiap pantai sunyi
Setelah hari kehilangan rembang dan cuaca
Masih adakah yang kau rentang dengan air mata?
Jarak yang terjauh terlepas sehabis warna dunia
Hadirku di perlintasan pantai hampa itu
adakah Kau lihat dosaku menyatu malam terpanjang?

Burung-burung walet menyinggahi pertobatanku
pelayaran menuju pantai dan kau berkedip di pusat arah
makin jauh melambaikan tangan di seberang
dan aku Kau biarkan berlayar dengan luka kian dalam
Burung-burung walet sehabis penyeberangan
kabarkan riwayat ini sehabis aku kembali ke Sunyi.


Yogya, September 1984

Analisis Puisi:
Puisi "Burung-Burung Kematian" karya Edhy Lyrisacra menghadirkan gambaran yang intens dan simbolis tentang kematian, kehidupan, dan pertemuan dengan yang Maha Kuasa. Melalui analisis ini, kita akan menjelajahi tema, gaya bahasa, dan makna yang terkandung dalam puisi ini.

Tema

  1. Kematian dan Keabadian: Puisi ini menggambarkan kematian sebagai kehadiran burung-burung tertentu (gagak, kedasih, prenjak, walet) yang memiliki simbolisme tersendiri. Burung-burung ini mencerminkan perjalanan spiritual, keabadian, dan pertemuan dengan kekuatan transenden.
  2. Pencarian Makna Hidup: Penggunaan burung sebagai simbol menyoroti pencarian makna hidup dan keberadaan manusia di dunia ini. Kematian diangkat sebagai tema sentral yang membimbing perjalanan jiwa menuju kebenaran dan pemahaman yang lebih dalam.

Gaya Bahasa

  1. Metafora dan Personifikasi: Puisi ini menggunakan metafora dengan menggambarkan burung sebagai representasi kematian. Personifikasi muncul dalam penggambaran burung-burung yang memberikan karakter dan emosi tertentu, seperti gagak sebagai simbol kesunyian dan kegelapan, atau walet sebagai simbol pelayaran hidup.
  2. Imaji yang Kuat: Puisi ini memanfaatkan gambaran visual yang kuat (imaji) untuk menyampaikan suasana dan perasaan. Gambaran tentang "rahim suara," "pantai sunyi," dan "perlintasan pantai hampa" menciptakan citra yang mendalam dan mengundang pembaca untuk merenung.
  3. Ritme dan Suara: Ritme puisi ini menciptakan aliran yang mengalir seperti pelayaran melalui kehidupan dan kematian. Suara puisi tercermin dalam kata-kata yang dipilih dengan teliti, menghasilkan nada introspektif dan meditatif.

Makna

Puisi "Burung-Burung Kematian" karya Edhy Lyrisacra menyiratkan makna tentang perjalanan hidup, keberadaan, dan kematian. Setiap burung yang muncul membawa simbolisme yang mendalam, menggambarkan berbagai aspek kehidupan manusia dari kesunyian, penderitaan, pertobatan, hingga pelayaran hidup yang tak terelakkan.

Puisi ini adalah karya yang sarat makna dan simbolisme, mengundang pembaca untuk merenungkan eksistensi dan makna hidup. Melalui gambaran burung-burung kematian, Edhy Lyrisacra mengajak kita memandang kehidupan dan kematian sebagai satu kesatuan yang harmonis. Dengan gaya bahasa yang kaya dan ritme yang mengalir, puisi ini berhasil menciptakan pengalaman pembaca yang mendalam dan kontemplatif.

Puisi
Puisi: Burung-Burung Kematian
Karya: Edhy Lyrisacra
© Sepenuhnya. All rights reserved.