Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Di Antara yang Berputar (Karya Fitri Yani)

Puisi "Di Antara yang Berputar" karya Fitri Yani bercerita tentang suara hati manusia yang ingin selalu berada dalam putaran semesta bersama ...
Di Antara yang Berputar

aku akan selalu mengintarimu
meski tubuhku kelak terbakar
lalu lesap ke dadamu
namun aku ingin terus berjalan
sebagaimana kau juga berjalan
memastikan peredaran
yang digariskan waktu
di tubuhku tafsir lahir
menjadi tujuh kata yang mengambang di udara
maka dengar dan percayalah
samar suara yang mengatur nafas manusia
adalah untaian doa agar kita selalu berjumpa:
melahirkan siang dan malam
serta memutar musim
di rahim semesta
temuilah aku dalam setiap wujud dan rupa:
gelak tawa bocah-bocah di lapangan becek
kelepak elang di angkasa
deram kendaraan di tengah kota
keheningan para pertapa di gua-gua
kemilau cahaya di tepi dermaga
salju yang luruh di puncak Himalaya
agar kau tahu
di antara kehadiranmu
gejolak terus berputar
bunga-bunga mekar
dan aromanya
sanggup membuka ratusan pintu
di dadaku
dewa-dewa keluar dari lembah dan pegunungan
menjalin pahala dan malapetaka
yang tiada henti
karenamu,
air menjadi tahu
bagaimana mengalir dan bermuara
benih-benih musim memahami
mengapa masa mesti berganti
maka demi usia yang terperangkap di tubuhku
tetaplah kau dalam alurmu, matahari
agar tafsir terus terlahir.

Tanjungkarang, 2010-2011

Sumber: Lampung Post (20 Februari 2011)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Antara yang Berputar" karya Fitri Yani merupakan sebuah karya yang sarat dengan simbol kosmik, spiritualitas, dan pencarian makna dalam siklus kehidupan. Lewat larik-lariknya, penyair menghadirkan perjumpaan manusia dengan waktu, semesta, serta keabadian yang berputar tanpa henti. Puisi ini kaya dengan imaji dan majas yang memperlihatkan keterhubungan manusia dengan alam raya dan Sang Pencipta.

Tema

Tema utama puisi ini adalah siklus kehidupan yang abadi dan keterhubungan manusia dengan semesta. Penyair menyoroti bagaimana manusia, doa, dan alam berjalan dalam satu putaran yang diatur oleh waktu dan kekuatan kosmik.

Puisi ini bercerita tentang suara hati manusia yang ingin selalu berada dalam putaran semesta bersama matahari dan waktu. Penyair menyampaikan kerinduan untuk terus menyatu dengan kehidupan, musim, cahaya, hingga doa-doa yang mengikat manusia dengan yang ilahi.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kesadaran bahwa manusia hanyalah bagian dari putaran semesta yang besar. Kehadiran manusia, doa, tawa anak-anak, elang di angkasa, hingga derasnya kendaraan di kota, semuanya merupakan fragmen dari kehidupan yang berputar. Melalui semua itu, penyair menegaskan bahwa kehidupan adalah perjalanan spiritual yang tidak pernah terputus.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini puitis, spiritual, dan kontemplatif. Ada perasaan kagum terhadap keagungan semesta sekaligus kerinduan untuk terus menyatu dengan kehidupan yang bergerak dalam siklus abadi.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang tersirat dari puisi ini adalah manusia harus menerima dirinya sebagai bagian dari semesta dan terus menjaga harmoni dengan alam, waktu, dan Sang Pencipta. Kehidupan adalah putaran yang pasti, dan manusia sebaiknya berjalan seirama dengan alur tersebut agar menemukan makna yang lebih dalam.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji visual dan inderawi, misalnya:
  • Imaji visual: “gelak tawa bocah-bocah di lapangan becek”, “kelepak elang di angkasa”, “kemilau cahaya di tepi dermaga”, “salju yang luruh di puncak Himalaya”.
  • Imaji suara: “deram kendaraan di tengah kota”, “samar suara yang mengatur nafas manusia”.
  • Imaji rasa: “aroma bunga-bunga mekar sanggup membuka ratusan pintu di dadaku”.
Imaji-imaji tersebut membuat pembaca seakan melihat, mendengar, dan merasakan semesta dalam keberputarannya.

Majas

Beberapa majas yang menonjol dalam puisi ini antara lain:
  • Personifikasi: “air menjadi tahu bagaimana mengalir dan bermuara” memberi sifat manusia pada air.
  • Metafora: “di rahim semesta” menggambarkan alam sebagai ibu yang melahirkan kehidupan.
  • Simbolisme: matahari melambangkan sumber kehidupan sekaligus pusat dari putaran semesta.
  • Hiperbola: “aromanya sanggup membuka ratusan pintu di dadaku” untuk menegaskan kekuatan rasa yang melampaui nalar.
Puisi "Di Antara yang Berputar" karya Fitri Yani menghadirkan renungan mendalam tentang hubungan manusia dengan semesta, waktu, dan Sang Pencipta. Dengan tema kehidupan kosmik, makna tersirat tentang keterhubungan yang tak terputus, serta imaji yang kuat dan majas yang ekspresif, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan betapa kecilnya manusia di hadapan semesta, namun juga betapa bermaknanya keberadaannya dalam lingkaran kehidupan yang berputar tanpa akhir.

Fitri Yani
Puisi: Di Antara yang Berputar
Karya: Fitri Yani

Biodata Fitri Yani:
  • Fitri Yani lahir pada tanggal 28 Februari 1986 di Liwa, Lampung Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.