Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Hujan di Wajahku Bersemayam (Karya Isbedy Stiawan ZS)

Puisi "Hujan di Wajahku Bersemayam" karya Isbedy Stiawan ZS menghadirkan gambaran yang kuat tentang hujan sebagai simbol emosi, perubahan, dan ...
Hujan di Wajahku Bersemayam

maka hujan yang bersemayam
di wajahku akan melarung
ke dalam tubuhmu. lalu perahu-perahu
berlayar di sana: melempar sauh
membongkar rempah-rempah

kau akan tahu bahwa hujan
yang luruh malam ini, bersama cambukapi
telah pula membakar pepohonan
lalu ikut pula mengarus. seperti
perahu-perahu yang sudah sandar
dermaga milikmu - bukankah dermaga
itu kau bangun semalam
dalam beberapa jam? -

dari wajahku hujan itu menjadi sungai,
jadi lautan. lalu perahu-perahu berlayar
di atasnya. ingin sandar di tubuhmu,
muara dari segala air

- aku sempat singgah
dua kali dalam waktu gerah
sekedar menurunkan rempah

lalu kau melumat
perahu hilang alamat
sebab akan selalu bongkar
pada kemolekan bandar

Sukadana Ham, 10/02/2011: Jam 19.48

Analisis Puisi:

Puisi "Hujan di Wajahku Bersemayam" karya Isbedy Stiawan ZS menghadirkan gambaran yang kuat tentang hujan sebagai simbol emosi, perubahan, dan hubungan manusia dengan alam.

Hujan sebagai Simbol Emosi: Hujan dalam puisi ini bukan sekadar fenomena alam, tetapi juga merepresentasikan perasaan, emosi, dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Hujan yang "bersemayam di wajahku" menunjukkan keintiman dan keterlibatan personal dengan alam.

Metafora Air sebagai Perjalanan Emosi: Air hujan yang mengalir menjadi metafora perjalanan emosi yang mendalam. Dari wajah sang penutur, hujan mengalir ke dalam tubuh orang yang dicintainya, menciptakan hubungan yang intens antara dua individu.

Perahu-perahu sebagai Simbol Perjalanan: Perahu-perahu yang berlayar di sungai dan lautan yang terbentuk dari hujan merupakan simbol perjalanan kehidupan. Mereka mewakili pengalaman, petualangan, dan perubahan yang terjadi dalam hidup, serta hubungan yang terbentuk di sepanjang perjalanan tersebut.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini menyampaikan pesan tentang hubungan erat antara manusia dan alam. Alam digambarkan sebagai sesuatu yang hidup dan bergerak bersama-sama dengan manusia, memengaruhi perasaan dan perjalanan hidup mereka.

Kritik Sosial: Ada kemungkinan bahwa puisi ini juga mengandung kritik sosial terhadap pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan dan keindahan alam. Dermaga yang dibangun dengan cepat hanya untuk dihancurkan oleh hujan menyoroti siklus pembangunan yang seringkali tidak berkelanjutan.

Melalui penggunaan gambaran yang kuat dan bahasa yang indah, Isbedy Stiawan ZS berhasil menciptakan puisi yang memikat dan memancing refleksi tentang hubungan antara manusia, alam, dan perasaan dalam puisi "Hujan di Wajahku Bersemayam".

Isbedy Stiawan ZS
Puisi: Hujan di Wajahku Bersemayam
Karya: Isbedy Stiawan ZS
© Sepenuhnya. All rights reserved.