Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Tujuh Sapi Kurus Tujuh Sapi Gemuk (Karya Zen Hae)

Puisi "Tujuh Sapi Kurus Tujuh Sapi Gemuk" menggambarkan perjalanan manusia dalam mencari pemahaman spiritual dan tujuan hidup yang lebih dalam.
Tujuh Sapi Kurus Tujuh Sapi Gemuk
– ivan sagito

tujuh sapi kurus merumput hingga ke lereng. betapa hijau dan harum cakrawala. mereka ingin terus merumput hingga ke puncak gunung, hingga tubuh mereka melayang di angkasa. tapi gaya tarik bumi menarik mereka kembali ke rerumputan, kepada warna dan harumnya. ”ke kedalaman hijau kita kembali, kepada warna surgawi. tak hangus oleh neraka!” kata satu dari mereka.

maka mereka merumput seraya membayangkan langit ketujuh. maka seorang pelukis mengirim mereka ke angkasa. maka mereka mengunyah awan dan bintang-gemintang dan arwah para rasul dan debu kosmis dan kitab-kitab yang selamat dari pembakaran hingga tubuh mereka membengkak dan bebulu mereka menjelma jadi jubah cemerlang. maka mereka gentayangan hingga dinyanyikan anak-anak di malam hari. maka mereka turun ke bumi.

tujuh sapi gemuk mewartakan hari kiamat dan sorga yang tersusun dari hijau rerumputan. sungai susu berhulu pada tetek mereka. anak-anak menjaga mereka dari intaian pelukis dan penyair dan ahli kitab.


2016

Analisis Puisi:
Puisi "Tujuh Sapi Kurus Tujuh Sapi Gemuk" karya Zen Hae membawa pembaca dalam perjalanan metaforis yang memadukan konsep spiritualitas, agama, dan eksplorasi makna kehidupan. Puisi ini menggambarkan perjalanan tujuh sapi yang kurus dan tujuh sapi yang gemuk melalui serangkaian peristiwa simbolis, melambangkan pencarian spiritual manusia.

Pertemuan dengan Spiritualitas dan Keinginan untuk Mencapai Kebenaran: Puisi ini memulai perjalanannya dengan tujuh sapi kurus yang merumput di lereng gunung, menggambarkan keinginan untuk mencapai kesempurnaan atau pencerahan spiritual. Mereka berambisi untuk terbang di angkasa, tetapi tarikan bumi membawa mereka kembali ke kehidupan dunia yang penuh dengan keindahan alam.

Pencarian Kebenaran dan Pencerahan Spiritual: Sapi-sapi tersebut kemudian dihadapkan pada bayangan langit yang ketujuh, yang mungkin merupakan gambaran dari pencarian akan kebenaran atau pencerahan spiritual. Mereka mengunyah elemen-elemen spiritual seperti awan, bintang, arwah para rasul, dan kitab suci, yang menjadikan mereka terisi dan berbulu, mungkin simbol dari pengetahuan spiritual yang mendalam.

Kembali ke Kehidupan Manusia: Puisi menggambarkan sapi-sapi ini kembali ke bumi, mungkin merujuk pada manusia yang telah menjalani pencarian spiritual dan kembali ke dunia materi dengan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih dalam.

Kontras Antara Sapi Kurus dan Sapi Gemuk: Ada kontras antara tujuh sapi kurus dan tujuh sapi gemuk, yang mungkin merepresentasikan perbedaan dalam pencarian spiritual dan pemahaman akan kehidupan. Sapi-sapi yang gemuk mewartakan hari kiamat dan surga, mungkin merujuk pada kedalaman pemahaman spiritual yang mendalam.

Simbolisme dan Kedalaman Makna: Puisi ini sarat dengan simbolisme yang mengundang pembaca untuk merenungkan tentang pencarian spiritual, perjalanan manusia dalam mencapai pemahaman lebih dalam tentang kehidupan, kebenaran, dan tujuan spiritual.

Puisi "Tujuh Sapi Kurus Tujuh Sapi Gemuk" merupakan perjalanan simbolis menuju pemahaman spiritual dan kebenaran yang lebih dalam. Melalui metafora sapi-sapi yang merumput, terbang di angkasa, dan kembali ke bumi, puisi ini menggambarkan perjalanan manusia dalam mencari pemahaman spiritual dan tujuan hidup yang lebih dalam. Dengan menggunakan simbolisme yang kuat, puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan tentang pencarian makna dan tujuan hidup dalam konteks spiritual dan kehidupan manusia.

Zen Hae
Puisi: Tujuh Sapi Kurus Tujuh Sapi Gemuk
Karya: Zen Hae

Biodata Zen Hae:
  • Zen Hae lahir pada tanggal 12 April 1970 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.