Puisi: Di Buahbatu, Bandung (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Di Buahbatu, Bandung" karya Wayan Jengki Sunarta menyampaikan perasaan nostalgia, kenangan, dan hubungan dengan tempat dalam ...
Di Buahbatu, Bandung


di Buahbatu kutemukan diriku
menyapih jejak silam
berceloteh anggur merah
mereguk malam hingga sumsum

di Buahbatu
para sahabat menggurat namaku
di tembok-tembok kafe kampus
seakan mengekalkan kenangan
dalam gemuruh kota

di Buahbatu
petikan kecapi dan nyanyian perkusi
mengiringi jiwaku
silaturahmi dengan jiwamu

di Buahbatu
akik, anggur merah, arak
dan wajah Tuhan yang pucat
merasuki malam laknat

di Buahbatu
waktu seperti beludru
menghampar lembut rindu
pertemuan…


Analisis Puisi:
Puisi adalah bentuk sastra yang memungkinkan penyair untuk mengungkapkan perasaan dan pemikiran mereka melalui kata-kata. Dalam puisi "Di Buahbatu, Bandung" karya Wayan Jengki Sunarta, kita disajikan dengan gambaran tentang kenangan, nostalgia, dan tempat khusus dalam kehidupan penyair. Puisi ini merenungkan tempat dan momen yang berkesan dalam hidup.

Tempat Khusus: Buahbatu, Bandung: Puisi ini dimulai dengan pengenalan lokasi, yaitu Buahbatu, Bandung. Lokasi ini menjadi penting dalam puisi ini karena merupakan tempat di mana penyair menemukan diri mereka dan mengatasi jejak-jejak silam. Ini menciptakan gambaran tentang tempat yang memiliki makna khusus dalam kehidupan penyair.

Mengenang Jejak Silam: Penyair menggambarkan pengalaman mereka di Buahbatu sebagai upaya untuk "menyapih jejak silam." Ini menciptakan gambaran tentang upaya untuk meninggalkan masa lalu dan merenungkan pengalaman yang lebih positif dan berharga di tempat ini.

Kenangan yang Hidup dalam Tembok: Puisi ini menyebutkan bahwa teman-teman di Buahbatu "menggurat namaku di tembok-tembok kafe kampus." Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana kenangan dan hubungan dengan teman-teman telah ditinggalkan dalam bentuk tanda-tanda fisik di tempat ini. Tembok-tembok ini menjadi saksi dari pengalaman yang berharga.

Musik dan Jiwa: Puisi ini menciptakan hubungan antara musik dan jiwa. Musik dalam bentuk "petikan kecapi dan nyanyian perkusi" mengiringi jiwa penyair dan menjadi bagian integral dari pengalaman mereka di Buahbatu. Ini menciptakan nuansa keakraban dan koneksi yang mendalam dengan tempat ini.

Waktu yang Seperti Beludru: Penyair merenungkan waktu sebagai sesuatu yang "menghampar lembut rindu." Ini adalah cara untuk menggambarkan bagaimana waktu telah memudarkan kenangan dan menghadirkannya dalam bentuk rindu yang lembut. Pertemuan dan momen yang berharga adalah bagian dari pengalaman di Buahbatu.

Puisi "Di Buahbatu, Bandung" adalah karya yang merenungkan kenangan dan pengalaman dalam sebuah tempat yang khusus. Puisi ini menciptakan gambaran tentang bagaimana tempat tersebut memainkan peran penting dalam hidup penyair dan merenungkan bagaimana kenangan hidup dalam tembok dan suasana yang telah diciptakan. Wayan Jengki Sunarta berhasil menyampaikan perasaan nostalgia, kenangan, dan hubungan dengan tempat dalam kata-katanya, menciptakan gambaran tentang hubungan yang mendalam antara penyair dan Buahbatu, Bandung.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Di Buahbatu, Bandung
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.