Puisi: Di Jimbaran Aku Mengenangmu (Karya Wayan Jengki Sunarta)

Puisi "Di Jimbaran Aku Mengenangmu" karya Wayan Jengki Sunarta mengekspresikan kenangan pribadi yang terhubung dengan lanskap alam dan kehidupan di ..
Di Jimbaran Aku Mengenangmu

mengenangmu
laut hasrat akan paras bulan
namun hanya pendaran
lampu lampu restoran
merambati mimpi nelayan

kureguk nafas laut
yang dulu memberimu gairah
yang ngingatkan aku legam rambutmu
aroma harum bunga pandan

mengenangmu, pasir putih
jukung-jukung membusuk
di bawah temaram cahaya bulan
ombak membuih di gurat tangan nelayan
yang melepuh melabuhkan subuh
pada mata bocah bocah pantai

sungguh sunyi seperti ubur-ubur
menyengatku dengan racun laknatnya
tertatih menyusuri pasir putihmu
beribu camar jenuh menabur doa
di gua-gua rahasia di tepi pantaimu

1997

Sumber: Impian Usai (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Jimbaran Aku Mengenangmu" karya Wayan Jengki Sunarta adalah sebuah karya yang penuh dengan nostalgia dan kerinduan, menggambarkan hubungan emosional yang mendalam dengan pantai Jimbaran, Bali. Melalui penggunaan bahasa yang penuh warna dan simbolisme alam, puisi ini mengekspresikan kenangan pribadi yang terhubung dengan lanskap alam dan kehidupan di pantai.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah kenangan dan kerinduan yang terjalin dengan alam dan kehidupan di pantai Jimbaran. Puisi ini mengangkat hubungan emosional antara aku liris dengan tempat tersebut, serta bagaimana kenangan akan seseorang menyatu dengan elemen-elemen alam yang ada di pantai itu.

Gaya Bahasa

Wayan Jengki Sunarta menggunakan berbagai perangkat sastra untuk memperkuat pesan dalam puisinya:

Metafora dan Simbolisme:
  • "Laut hasrat akan paras bulan" menggambarkan keindahan yang diidamkan namun hanya menemukan kilauan lampu restoran yang tidak memuaskan.
  • "Pasir putih" dan "jukung-jukung membusuk" menggambarkan keindahan yang kini pudar dan kehidupan nelayan yang keras.
  • "Ombak membuih di gurat tangan nelayan" melambangkan kehidupan yang keras dan penuh perjuangan.
Diksi Emotif:
  • Pemilihan kata-kata seperti "gairah," "harum bunga pandan," "membusuk," dan "sunyi" menciptakan suasana yang penuh perasaan dan melankolis. Diksi ini menguatkan emosi yang dirasakan oleh aku liris dalam mengenang masa lalu.
Imaji (Citraan):
  • Penggambaran visual seperti "pendaran lampu-lampu restoran," "pasir putih," dan "cahaya bulan" memberikan gambaran yang hidup dan nyata tentang Jimbaran.
  • Citraan sensorik lainnya seperti "nafas laut" dan "aroma harum bunga pandan" menguatkan kesan indrawi yang mendalam.
Personifikasi dan Simile:
  • "Ombak membuih di gurat tangan nelayan" memberikan gambaran hidup pada ombak, seolah-olah ombak itu adalah bagian dari kehidupan nelayan.
  • "Sunyi seperti ubur-ubur menyengatku dengan racun laknatnya" memberikan personifikasi dan simile yang menggambarkan rasa sakit dan kesepian yang dirasakan aku liris.

Makna

Puisi ini mengandung makna yang mendalam tentang hubungan antara manusia, alam, dan kenangan:
  1. Kenangan dan Kerinduan: Puisi ini mengungkapkan bagaimana kenangan akan seseorang terjalin erat dengan tempat tertentu, dalam hal ini Jimbaran. Kenangan itu membawa kembali perasaan dan pengalaman masa lalu yang penuh gairah dan keindahan, namun juga diiringi dengan kesedihan dan kerinduan.
  2. Kehidupan dan Perjuangan Nelayan: Puisi ini juga menyentuh kehidupan nelayan yang keras dan penuh perjuangan. Gambaran tangan nelayan yang melepuh dan jukung-jukung yang membusuk di bawah cahaya bulan menggambarkan realitas keras yang mereka hadapi setiap hari.
  3. Keindahan Alam dan Keabadian: Melalui deskripsi alam yang indah dan perasaan yang mendalam, puisi ini menunjukkan bahwa keindahan alam memiliki kekuatan untuk menyimpan dan memanggil kembali kenangan. Laut, pasir putih, dan bunga pandan menjadi saksi bisu dari kenangan aku liris.
  4. Kesepian dan Kesunyian: Meskipun dikelilingi oleh keindahan alam, aku liris merasakan kesepian yang mendalam, digambarkan melalui citraan ubur-ubur yang menyengat dengan racun laknatnya dan camar yang menabur doa.
Puisi "Di Jimbaran Aku Mengenangmu" karya Wayan Jengki Sunarta adalah puisi yang penuh dengan kerinduan dan kenangan, menggambarkan hubungan emosional yang mendalam dengan pantai Jimbaran dan kehidupan di sekitarnya. Melalui penggunaan metafora, diksi emotif, imaji, dan personifikasi, puisi ini menggambarkan keindahan alam, kehidupan nelayan, dan kesepian yang dirasakan oleh aku liris. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kenangan dan bagaimana tempat tertentu bisa menyimpan dan memanggil kembali perasaan dan pengalaman masa lalu.

Wayan Jengki Sunarta
Puisi: Di Jimbaran Aku Mengenangmu
Karya: Wayan Jengki Sunarta

Biodata Wayan Jengki Sunarta:
  • Wayan Jengki Sunarta lahir pada tanggal 22 Juni 1975 di Denpasar, Bali, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.