Puisi: Anak Muda dan Pesta Kemerdekaan (Karya Nanang Suryadi)

Puisi "Anak Muda dan Pesta Kemerdekaan" menyoroti perasaan dan pandangan anak muda terhadap kemerdekaan dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh ...
Anak Muda dan Pesta Kemerdekaan

Nyalang matanya menatap gedung penuh warna lampu,
iklan menyala, dan kekaburan cerita dalam buku-buku,

dihapus dari kejujuran kata,
sejarah sebuah bangsa yang dibikin amnesia

Anak muda sangsai hidupnya,
mengeja nasionalisme yang sekarat
diterpa badai globalisasi.

Anak muda menangis memanggil ibu pertiwi.
Di hari kemerdekaan.
Yang ada hanya upacara.
Pesta.
Merayakan hari-hari amnesia.

Ah, apa yang harus aku katakan tentang kemerdekaan?
Mengingat proklamasi Soekarno-Hatta.
Atau ledakan meriam 10 Nopember 1945.
Atau menghitung gedung-gedung mewah
yang menggusur perkampungan kumuh!

Sementara mantera itu...
Menggerakkan seluruh sendi untuk terus bergerak, bergerak, bergerak...

Pembangunan! beri aku pengorbanan, barang selaut dua laut airmata darahmu. barang sepetak dua petak tanahmu, barang satu dua nyawamu

Anak muda merah matanya memandang langit: "Adakah bagia di sana, dalam belaian tangan-tangan malaikat. Yang akan mengangkatku dari kekumuhan ini. Dari keraguan memandang masa depan".

Ia bergerak dalam lautan massa. Dalam gelora yang sama. Kata-kata menjadi generik. Kata-kata menjadi ilusi yang menakutkan: Penuh wajah garang dan kokangan senjata!

Sementara televisi menawarkan bahasa baru. Menawarkan mimpi-mimpi baru: dunia adalah perkampungan besar...

Anak muda menatap hidup penuh kabut:
" Adakah arti kemerdekaan bagiku., Yang tak pernah merasa merdeka. Dari belitan sejarah. Dan cengkraman kehidupan yang semakin sulit".

Bendera berkibar 
"Indonesia raya. Indonesia Raya. Adakah kau dengar kata-kataku ini. Menawarkan cerita penuh luka. Anak-anak sejarah kebingungan menatap cuaca"

Anak muda menatap Indonesia raya: "Merdeka?"


Malang, 26 April 1995

Analisis Puisi:
Puisi "Anak Muda dan Pesta Kemerdekaan" karya Nanang Suryadi adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan anak muda terhadap perayaan kemerdekaan negara dan situasi sosial-politik yang ada di sekitar mereka. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan imajinatif, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna sebenarnya dari kemerdekaan dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda.

Perasaan Anak Muda: Puisi ini menggambarkan perasaan anak muda yang merasa terjebak dalam dunia yang kompleks dan berubah-ubah. Mereka merasa kehilangan arah dan merasa seakan hidup mereka tidak memiliki arti yang jelas. Ungkapan "Nyalang matanya menatap gedung penuh warna lampu" menggambarkan visual kekacauan modernitas yang mereka alami.

Amnesia Sejarah: Penekanan pada "dihapus dari kejujuran kata, sejarah sebuah bangsa yang dibikin amnesia" mengungkapkan rasa frustrasi terhadap distorsi sejarah dan penghapusan fakta penting dari narasi nasional. Puisi ini menunjukkan bagaimana anak muda merasa tertinggal dari pemahaman sejarah yang sebenarnya.

Kontras Antara Upacara dan Kenyataan: Puisi ini mengontraskan antara perayaan kemerdekaan yang megah dan pesta yang diadakan dengan realitas sehari-hari yang dirasakan oleh anak muda. Mereka merasa bahwa upacara hanya merupakan tampilan belaka, sementara masalah-masalah nyata seperti kemiskinan, pembangunan yang tidak merata, dan ketidakpastian masa depan masih ada.

Tantangan Globalisasi: Anak muda merasakan dampak globalisasi dan modernitas, yang seringkali mengarah pada hilangnya nilai-nilai nasionalisme dan identitas budaya. Ungkapan "Anak muda sangsai hidupnya, mengeja nasionalisme yang sekarat diterpa badai globalisasi" mencerminkan perjuangan mereka dalam menjaga nilai-nilai tradisional di tengah arus perubahan.

Rasa Tidak Merdeka: Puisi ini menunjukkan bahwa meskipun hidup dalam negara yang merdeka, anak muda merasa tidak merdeka dalam arti sebenarnya. Mereka merasa terbelenggu oleh tantangan sosial dan ekonomi yang sulit serta kebingungan menghadapi masa depan yang tidak pasti.

Pertanyaan Akhir: Puisi ini berakhir dengan pertanyaan yang kuat, "Merdeka?" yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna sebenarnya dari kemerdekaan. Pertanyaan ini memicu refleksi terhadap apakah bangsa ini benar-benar merdeka dalam semua aspeknya.

Puisi "Anak Muda dan Pesta Kemerdekaan" adalah karya sastra yang menyoroti perasaan dan pandangan anak muda terhadap kemerdekaan dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh generasi mereka. Dengan bahasa yang kuat dan penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti sebenarnya dari kemerdekaan dan tanggung jawab bersama dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Puisi
Puisi: Anak Muda dan Pesta Kemerdekaan
Karya: Nanang Suryadi
© Sepenuhnya. All rights reserved.