Sebagai Kembara Tak Berpeta
Sebagai kembara tak berpeta membaca langit dan cuaca
Di manakah tuju kau kira? Persinggahan sementara tiada kekal
Seteguk teh jamuan dan senyummu dan tangismu menyedu
Dunia demikian terasa menjadi milik penyendiri, desahmu
Lalu kita merangkai mimpi, sebagai naluri purba
Terlontar kita ke dunia tak berpeta hanya tanda pada langit, mungkin murka
Dan cuaca yang bikin cemas serta harap bergalau satu
Kapan kembali ke rumah abadi ke tempat kekasih abadi
Sebagai kembara tak berpeta belajar pada air mengalir alir
Sampai pada muara menyatu bersama debur dan asin gelombang
Bersama buih mengapung apung dihempas berberaian
Dalam sengat cahaya matahari! Dalam sengat cahaya matahari!
Demikianlah, hingga badai, yang mungkin datang suatu ketika
Mengombang ambing perahu hingga tak habis serapah: tak ada daratan!
Seperti kau pungut cerita dari riwayat bah banjir bandang
Melumat para pendosa hingga di dasar-dasar palung terdalam rahasia siksa
Tapi hidup kian merubahmu menjadi bebal: aku hendak kuasa!
Lalu kuasa menjadikanmu serupa kuda memercikan api ke udara
Menjadi kobaran tak habis-habisnya pertempuran tak habis-habisnya
Negeri negeri menjadi bara menjadi puing sejauh tatap mata
Ah, kau kira, di mana akhirnya, sebelum segala menjadi tiada
Puisi: Sebagai Kembara Tak Berpeta
Karya: Nanang Suryadi