Puisi: Zikir Kalbu (Karya Tjahjono Widarmanto)

Puisi "Zikir Kalbu" karya Tjahjono Widarmanto menggambarkan perasaan cinta, perubahan, dan transformasi dalam hubungan dan kehidupan.
Zikir Kalbu


Kekasih,
setiap senja menyiratkan warna ungu,
setiap malam menyapa hening,
setiap dini mengabarkan kepompong pecah jadi kupu-kupu
selalu kembali ku eja kata
belajar kembali menulis surah cinta
tanpa kertas dan tinta
belajar kembali membaca warna
pada mantra.

Sumber: Qasidah Langit Qasidah Bumi (2023)

Analisis Puisi:
Puisi "Zikir Kalbu" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan cinta, perubahan, dan transformasi dalam hubungan dan kehidupan. Dalam puisi ini, penyair menggunakan gambaran alam dan perasaan untuk merenungkan tentang arti cinta dan pertumbuhan. 

Gambaran Alam sebagai Representasi Cinta:
  1. Warna Ungu Senja: Gambaran "setiap senja menyiratkan warna ungu" menciptakan atmosfer yang romantis dan menggambarkan perubahan suasana dari siang ke senja. Warna ungu sering dikaitkan dengan keindahan dan spiritualitas, menggarisbawahi intensitas perasaan cinta.
  2. Malam yang Hening: Puisi ini menggunakan "setiap malam menyapa hening," menggambarkan suasana yang tenang dan intim, menciptakan kontras dengan keriuhan kehidupan sehari-hari.
Transformasi dan Pertumbuhan:
  1. Kepompong yang Pecah: Gambaran "setiap dini mengabarkan kepompong pecah jadi kupu-kupu" menggambarkan perubahan dan transformasi, seolah-olah menggambarkan perjalanan dari tahap awal menjadi sesuatu yang lebih indah dan bebas.
  2. Belajar Kembali: Penyair merujuk pada "belajar kembali ku eja kata" dan "belajar kembali menulis surah cinta," yang menciptakan gambaran tentang perjalanan kembali ke asal, mengevaluasi dan memperbaharui.
Spiritualitas dan Koneksi dengan Alam:
  1. Tanpa Kertas dan Tinta: Penyair menyatakan bahwa pembelajaran kembali ini dilakukan "tanpa kertas dan tinta," yang mengindikasikan pengalaman batin atau spiritualitas dalam menggali makna cinta.
  2. Membaca Warna pada Mantra: Penyair mengajukan gagasan tentang "membaca warna pada mantra," yang menciptakan citra mengambil pesan dan kebijaksanaan dari lingkungan sekitar dan hubungan dalam rangka memahami cinta.
Pesan Filosofis dan Pembelajaran Kembali: Puisi ini menunjukkan pentingnya melihat hubungan dan perubahan dalam cinta sebagai sebuah pembelajaran. Penyair mengajak kita untuk merenungkan tentang bagaimana cinta dapat membawa perubahan, transformasi, dan pertumbuhan. Pembelajaran kembali yang diceritakan dalam puisi ini mendorong refleksi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang perasaan dan arti cinta.

Gaya Bahasa dan Imaji: Penyair menggunakan imaji-imaji alam dan perasaan yang kuat untuk menciptakan atmosfer dalam puisi ini. Gambaran senja, malam, kepompong, dan kupu-kupu menciptakan gambaran perubahan dan transformasi yang mendalam.

Puisi "Zikir Kalbu" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah perenungan tentang perasaan cinta dan perubahan dalam hubungan dan kehidupan. Melalui gambaran alam dan perasaan, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti cinta, pertumbuhan, dan pembelajaran kembali dalam menjalani kehidupan. Puisi ini menciptakan suasana yang indah dan mendalam, mengajak kita untuk mempertimbangkan hubungan antara cinta dan perubahan dalam hidup.

Tjahjono Widarmanto
Puisi: Zikir Kalbu
Karya: Tjahjono Widarmanto

Biodata Tjahjono Widarmanto:
  • Tjahjono Widarmanto lahir pada tanggal 18 April 1969 di Ngawi, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.