Puisi: Lambung Pecah (Karya F. Aziz Manna)

Puisi: Lambung Pecah Karya: F. Aziz Manna
Lambung Pecah

lambung kapal ini telah pecah, air di dalam dan di
luar saling bertumbukan, menuntut masuk dan
memaksa keluar, berdorongan, membuat dataran
geladak kapal berguncangan, jerit, tangis, dedoa
berlompatan di udara, jembatan teriakan dari
seberang: harus segera disumpal itu lubang agar
agar guncangan tak kian liar agar sesuara segera diam,
jangan sampai arus air terus menemui mata, halangi,
tangguli, jahiti, malam beranjak tenang, mata
kelelawar tertusuk bintang, matahari menyelami
lempung, melengkung tenang dalam kebisuan,
guncangan jadi getaran, kerisik reranting kering
dimainkan angin, lambung kapal menebal dalam
tambalan, menyimpan garis luka, mungkin bekas luka
tak akan kembali melukai seperti sediakala, hanya
kenangan luka, hanya hantu luka, akarnya tak nyata
seperti bayangan yang berlompatan di kepala, tapi
sembuh bukanlah jalan melupakan dan lupa bukanlah
jalan kesembuhan.

Puisi Lambung Pecah
Puisi: Lambung Pecah
Karya: F. Aziz Manna

Baca Juga: Puisi karya F. Aziz Manna
© Sepenuhnya. All rights reserved.