Puisi: Alma Mater (Karya Ayatrohaedi)

Puisi "Alma Mater" karya Ayatrohaedi adalah sebuah perenungan tentang perjalanan pendidikan dan emosional seseorang dalam meninggalkan almamaternya.
Alma Mater

Aku melangkah ke luar gapura
dan tertegun di bawahnya: Gerbang
yang pernah menerima kedatanganku,
kini hendak kutinggalkan. Alangkah
kecil diriku, memandang keluasan
dunia di luar lingkungan kampus.

Sekian tahun yang lalu, aku melangkah
memasuki gapura ini, dan tertegun di bawahnya:
Di dalam, telah siap api menyala
untuk menggodogku. Alangkah bangga
hatiku, menjadi anak-didiknya.

Dan tahun-tahun berlalu, sekian kali telah berlalu.
Kemudian tibalah ketika, aku harus melangkahkan kaki
ke luar gapura. Dengan bekal yang kubawa:
sedikit pengetahuan, sesusun pengalaman,
dan yang terpenting, seberkas nasihat:
"Anakku, kulepas kau pergi, adalah dengan keyakinan
telah bisa berdiri sendiri. Kurelakan kau berjalan,
dan yang selalu musti kauingat,
sekolahmu belum lagi selesai, tapi malah baru mulai.
Karena di luar lingkungan Alma matermu ini,
gerbang sekolah paling besar terbuka:
masyarakat, lingkungan yang harus kaumasuki,
dunia yang wajib kaudatangi,
di mana kau musti hidup dan menghidupinya.
Ia telah siap menerima kedatanganmu.
Ia menagih janjimu, menuntut bakti
dari segala yang pernah kautuntut di sini.
Pergilah kau, berjalanlah dengan tabah, anakku."

Dan aku pun melangkah ke luar gapura.
Tak kurasa, aku pun memalingkan muka.
Memandangnya untuk kali yang penghabisan,
dan kurasa, meneteslah airmata.
Aku tak bisa bicara, dalam hati cuma:
"Selamat tinggal, aku tak akan bisa melupakanmu,
Alma materku tercinta, karena kau bagiku
adalah tempat kelahiran yang kedua."
1965

Sumber: Pabila dan Di Mana (1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Alma Mater" karya Ayatrohaedi adalah sebuah penghormatan dan perpisahan yang menggugah hati terhadap lembaga pendidikan yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan seseorang. Dengan penggunaan gambaran gapura dan pesan perpisahan, penyair menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang yang meninggalkan sekolah dan memasuki dunia luar.

Simbolisme Gapura sebagai Pintu Gerbang: Penyair menggunakan gapura sebagai simbol pintu gerbang yang memisahkan dunia sekolah dengan dunia luar. Gapura menjadi representasi peralihan dari masa belajar menjadi masa menjalani kehidupan di luar lingkungan pendidikan formal.

Perjalanan Emosional dan Pendidikan: Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional yang dialami seseorang selama berada di almamaternya. Dari rasa bangga sebagai anak didik hingga perasaan haru saat harus meninggalkan lembaga pendidikan yang telah memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran.

Pesan Perpisahan dan Harapan: Melalui pesan perpisahan yang disampaikan oleh lembaga pendidikan, penyair menyoroti pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan tugas di dunia luar. Pesan tersebut mencerminkan harapan dan dukungan dari almamater kepada para lulusannya untuk melangkah ke depan dengan keyakinan dan tanggung jawab.

Kebanggaan dan Nostalgia: Penyair mengekspresikan rasa kebanggaan dan nostalgia terhadap alma mater melalui ungkapan perasaan yang mendalam saat meninggalkan lembaga tersebut. Kata-kata perpisahan yang penuh arti juga mencerminkan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap pendidikan yang diterima.

Puisi "Alma Mater" karya Ayatrohaedi adalah sebuah perenungan tentang perjalanan pendidikan dan emosional seseorang dalam meninggalkan almamaternya. Dengan menggunakan gambaran gapura dan pesan perpisahan, penyair menggambarkan perasaan haru, kebanggaan, dan nostalgia yang melibatkan perpisahan dengan lembaga pendidikan yang telah memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran. Puisi ini menjadi penghormatan yang indah terhadap lembaga pendidikan dan momen-momen penting dalam kehidupan seseorang.

Puisi
Puisi: Alma Mater
Karya: Ayatrohaedi
© Sepenuhnya. All rights reserved.