Puisi: Pada Wajah Daun-Daun (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi "Pada Wajah Daun-Daun" karya Cecep Syamsul Hari mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan, alam, dan hubungan dengan cara yang mendalam dan ..
Pada Wajah Daun-Daun
Zlata


Pada wajah daun-daun senja yang lembab itu kulihat engkau
sendiri menari. Lambaian demi lambaian telapak
tanganmu menciptakan pusaran angin, menjelma badai
batinku. Di negeri tak lagi bernama, malam menggigil
dalam pelukanmu. "Ah, seperti liebestraum," gumammu
pada angin sambil menyebut sebuah nama. Barangkali Liszt,
Anne, Alice, atau sekeping bunyi muntahan mortir

pecah pada dini hari berkabut negeri
porak-poranda itu. "Di sini cinta," katamu
di masa lalu, "kekal pada kesunyian kayu salib
dan bulan sabit." Namun pada senja yang lembab itu,
kulihat engkau pada wajah daun-daun. Sendiri
menari. Riang dan kekanak-kanakan; seperti sejarah
negeriku. Kerlingan demi kerlingan bola matamu

menciptakan pusaran duka. Dalam batinku.


1994-1999

Analisis Puisi:
Puisi "Pada Wajah Daun-Daun" karya Cecep Syamsul Hari adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pengalaman penyair dalam menafsirkan dan merasakan alam dan cinta. Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan, hubungan, dan keindahan alam.

Gambaran Wajah Daun-Daun Senja: Puisi ini dimulai dengan gambaran wajah daun-daun senja yang lembab. Daun-daun senja di sini mungkin adalah metafora untuk keindahan alam yang menghadapkan penyair pada pengalaman yang mendalam dan puitis.

Penari dan Lambaian Tangan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang seorang penari yang menari di antara daun-daun senja. Lambaian tangan penari tersebut menciptakan pusaran angin, yang bisa diartikan sebagai ekspresi kreatif dan artistik.

Badai Batinku: Dalam puisi ini, penari dan tariannya juga menjadi simbol perasaan dalam diri penyair. Penari menciptakan "badai batinku," menggambarkan intensitas emosi dan konflik dalam diri penyair.

Negeri Tak Lagi Bernama: Puisi ini merujuk pada sebuah "negeri tak lagi bernama" yang menciptakan suasana misterius dan tidak pasti. Ini bisa mencerminkan pengalaman perasaan yang tidak jelas atau tidak terdefinisi dengan baik.

Kata-Kata tentang Cinta: Ada pernyataan tentang cinta dalam puisi ini, yang menciptakan perasaan romantis dan nostalgik. Penyair mencoba menghubungkan pengalaman cinta dengan keindahan alam dan seni.

Kesunyian dan Kesedihan: Puisi ini menciptakan kontras antara keindahan alam dan kesunyian yang mendalam dengan kerlingan bola mata yang menciptakan pusaran duka dalam hati penyair. Ini menciptakan perasaan kompleks tentang perasaan dan hubungan.

Sejarah Negeriku: Puisi ini menggambarkan sejarah negeri penyair dengan kata-kata yang puitis. Ini bisa mencerminkan hubungan penyair dengan sejarah dan budayanya.

Puisi "Pada Wajah Daun-Daun" adalah karya yang penuh dengan gambaran alam, perasaan, dan hubungan manusia. Penyair menggunakan bahasa yang indah dan imajinatif untuk menggambarkan pengalaman kompleks dan puitis. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan, alam, dan hubungan dengan cara yang mendalam dan emosional.

Puisi Pada Wajah Daun-daun
Puisi: Pada Wajah Daun-Daun
Karya: Cecep Syamsul Hari
© Sepenuhnya. All rights reserved.