Puisi: Situ Patenggang (Karya Ayatrohaedi)

Puisi "Situ Patenggang" menggambarkan keindahan alam dan kompleksitas perasaan manusia. Dengan menggabungkan gambaran alam yang menakjubkan dengan ...
Situ Patenggang

Bulan tanggal duapuluh-tiga
malam ini terlambat tiba
Dari balik awan mengintip ragu:
Apakah aku akan mampu
menembus tebalnya kabut
untuk menyampaikan amanat
di tengah gerimis hujan?

Air yang kemilau ditimpa cahya
memisahkan kedua ujung telaga.
Bulan yang ragu,
apakah jarak yang jauh
tak mungkin jadi dekat
jika padamu kutitipkan rindu?

Dari Situ Patenggang
terpandang jalan panjang
yang mungkin terlalu jauh
untuk bisa selesai kutempuh

Tapi di Situ Patenggang
semuanya jelas terbayang:
bayang-bayang
yang membayang
bagai bayangan
yang terbayang
bergoyang

1973

Sumber: Pabila dan Di Mana (1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Situ Patenggang" karya Ayatrohaedi adalah sebuah penggambaran puitis tentang keindahan alam dan kompleksitas perasaan manusia, terutama dalam konteks hubungan jarak jauh. Melalui gambaran bulan, air dan suasana Situ Patenggang, penyair mengeksplorasi tema-tema seperti keraguan, keindahan, dan jarak emosional.

Keindahan Alam sebagai Latar Belakang: Penyair menghadirkan latar belakang alam yang memukau dengan Situ Patenggang. Pemandangan bulan yang muncul di antara awan, gemerlap cahaya di atas air, dan jalan yang panjang membawa pembaca pada suasana alam yang menakjubkan dan indah.

Gambaran Keraguan dan Pertanyaan: Dalam puisi, bulan menjadi simbol keraguan dan pertanyaan tentang kemungkinan menembus kabut dan jarak yang terlalu jauh. Penyair mengekspresikan rasa ragu dan kebingungan akan kemampuannya untuk mencapai tujuan di tengah situasi yang tidak pasti dan sulit.

Jarak Emosional dan Rindu: Penyair menggambarkan jarak emosional yang terpisah oleh air yang memisahkan kedua ujung telaga. Hal ini mencerminkan perasaan terpisahnya dua hati yang saling merindukan namun terhalang oleh jarak fisik dan emosional. Rindu yang dititipkan pada bulan menjadi ungkapan dari keinginan untuk mendekatkan jarak yang terbentang.

Penutup yang Puitis: Dengan menggambarkan suasana di Situ Patenggang, penyair menutup puisi dengan gambaran bayangan yang berayun. Hal ini dapat diartikan sebagai metafora tentang ketidakpastian dan keanggunan, serta keindahan yang tetap hadir di tengah situasi yang tidak pasti.

Puisi "Situ Patenggang" adalah sebuah karya puitis yang menggambarkan keindahan alam dan kompleksitas perasaan manusia. Dengan menggabungkan gambaran alam yang menakjubkan dengan keraguan dan rindu, penyair mengeksplorasi tema-tema universal tentang hubungan, keberanian, dan keindahan. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang arti kehadiran alam dan perasaan dalam kehidupan manusia.

Puisi
Puisi: Situ Patenggang
Karya: Ayatrohaedi
© Sepenuhnya. All rights reserved.