Analisis Puisi:
Puisi "Jeritan Malam" adalah sebuah puisi yang ditulis oleh Nursjamsu Nasution. Puisi ini menggambarkan bagaimana jiwa yang tertekan dan tersiksa menjerit untuk diperhatikan dan dihargai. Puisi ini juga berisi pesan untuk menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat agar tidak terpecah-belah.
- Atmosfer Gelap dan Terbatas: Puisi ini menggambarkan suasana malam yang gelap dan mengepung. Penyair menggunakan gambaran peluit kereta malam, kelam hitam yang mengepung, dan tenaga mesin yang mengembus dalam kegelapan. Ini menciptakan atmosfer yang terbatas dan memunculkan perasaan kegelapan serta keterbatasan yang dialami.
- Jeritan dan Merintih sebagai Ekspresi: Dalam puisi ini, jeritan dan merintih digunakan untuk menggambarkan ekspresi kehidupan dan perjuangan bangsa. Penyair menggunakan jeritan peluit kereta malam sebagai metafora untuk menyampaikan derita hidup yang mengepung dan merintih sebagai ungkapan bangsa yang berjuang.
- Semangat Perjuangan: Puisi ini menunjukkan semangat perjuangan yang tinggi. Penyair menggambarkan bangsanya sedang berjuang dan semangat waja yang menembus kelam. Puisi ini memperlihatkan tekad dan keberanian untuk terus melangkah menuju cita-cita tertentu dan negara merdeka.
- Simbolisme Rel Kereta dan Cita-cita: Rel kereta digunakan sebagai simbol perjalanan menuju stasiun akhir, yang dapat diartikan sebagai perjalanan bangsa menuju tujuan akhir kemerdekaan. Cita tertentu juga digambarkan sebagai tujuan yang tetap diupayakan dan diperjuangkan oleh bangsa tersebut.

Puisi: Jeritan Malam
Karya: Nursjamsu Nasution
Biodata Nursjamsu Nasution:
- Edjaan Tempo Doeloe: Nursjamsu Nasution.
- Ejaan yang Disempurnakan: Nursyamsu Nasution.
- Nursjamsu Nasution adalah penyair Angkatan '45.
- Nursjamsu Nasution lahir di Lintau, Sumatra Barat, pada tanggal 6 Oktober 1921.
- Nursjamsu Nasution meninggal dunia di Jakarta pada tahun 1995.