Puisi: Layang-Layang Milikku (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Layang-Layang Milikku" karya Slamet Sukirnanto menggambarkan perasaan harapan, perjuangan, dan keteguhan dalam menghadapi ...
Layang-Layang Milikku


Layang-layang milikku, kumanjakan kau
Membumbung, di langit biru
Di alam raya bersama burung-burung bebas
Lihatlah dari sana, negeri-negeri yang jauh
Adakah negeri-negeri bebas yang angkuh?

Satu pesan yang kusampaikan dari bumi ini
Janganlah meninggalkan daku, kemudian kau pergi
Sebab jarak antara kita semakin jauh
Di kota ini aku sendiri dengan pijar nasib

Layang-layang milikku, kumanjakan kau
Membumbung di langit biru
Sampaikan salam: hidup teguh di sini
Nyanyian bumi dalam ujud puisi


1966

Sumber: Horison (Juli, 1968)

Analisis Puisi:
Puisi "Layang-Layang Milikku" karya Slamet Sukirnanto adalah pengungkapan perasaan tentang harapan dan perjuangan melalui gambaran metafora layang-layang.

Layang-Layang sebagai Simbol Kebebasan: Layang-layang dalam puisi ini digunakan sebagai simbol kebebasan dan harapan. Penyair merasa bahwa melalui layang-layang ini, ia dapat merasakan kebebasan dan membayangkan perjalanan ke negeri-negeri yang jauh.

Perasaan Sendirian: Puisi ini juga mencerminkan perasaan sendirian. Meskipun penyair memiliki layang-layang yang membumbung di langit biru, ia merasa sendirian di "kota ini" dan menghadapi nasib yang tak pasti.

Harapan dan Pesan: Penyair menyampaikan pesan melalui layang-layangnya. Ia ingin layang-layang ini menyampaikan salam dan pesan bahwa kehidupan di bumi ini tetap "teguh" dan memiliki keindahan, meskipun penyair merasa sendirian.

Puisi Sebagai Sarana Ungkapan: Dalam baris terakhir, penyair merujuk pada puisi sebagai "nyanyian bumi dalam ujud puisi." Puisi adalah sarana ungkapan perasaan dan pikiran penyair, di mana ia dapat mengekspresikan harapan, keinginan, dan pemahaman tentang kehidupan.

Konflik Batin: Puisi ini menciptakan konflik batin antara perasaan kebebasan yang diwakili oleh layang-layang dan perasaan sendirian di "kota" yang tidak disebutkan namanya. Hal ini menciptakan perasaan keteguhan dan kerinduan dalam puisi.

Pesan Kehati-hatian dan Kepastian: Puisi ini menciptakan pesan untuk hati-hati dalam menjalani hidup dan tidak meninggalkan "kota" atau keadaan yang dikenalnya sebelumnya, meskipun terdapat godaan atau harapan untuk menjelajah ke tempat yang jauh.

Secara keseluruhan puisi, Slamet Sukirnanto menggambarkan perasaan harapan, perjuangan, dan keteguhan dalam menghadapi perasaan sendirian dan ketidakpastian dalam hidup. Ia menggunakan layang-layang sebagai simbol kebebasan dan melalui puisi ini, ia menciptakan ungkapan pribadinya tentang makna hidup.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Layang-Layang Milikku
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.