Puisi: Pantai Losari (Karya Yvonne de Fretes)

Puisi "Pantai Losari" menggambarkan kehidupan malam yang penuh warna di sekitar Pantai Losari. Dengan sentuhan kontras, dialog, dan referensi ...
Pantai Losari


Sepi yang ke sekian terus berbicara
di hias kerlap-kerlip pelita
penjaja kacang
pisang epek
dan derum motor

tegak sangat dekat
memandang bulan yang jauh
sepi yang telanjang di atas riak laut
pada awan yang enggan beringsut

perlukah kita berjabat tangan?

perempuan dari negeri dongeng (lagu itu, akan selalu kau ingat?)
bagai segumpal udara yang sangat
kubutuhkan tapi tak dapat
kumiliki

bagai mesti menghilang entah
menuruti hukum alam

malam tidak hitam seperti katamu kemarin
tapi kenapa ia
tak berperasaan
‘Pergilah esok menyongsong matahari.’
‘Aku akan terbakar bangus.’
‘Kalau begitu songsonglah hutan berbunga, peri manis pantas di sana.’
‘Kupilih hutan lebat penuh rahasia. Aku ingin mencari.’
‘Mencari apa?’

‘Sesuatu … yang ku tahu tak akan kuperoleh, kecuali dalam sejuta mimpi.’

lalu, sepi yang ke sekian terus berbicara
di hias kerlap-kerlip pelita
penjaja kacang
pisang epek
derum motor
dan – hati yang runtuh

Sumber: Sunting (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Pantai Losari" karya Yvonne de Fretes menciptakan gambaran tentang kehidupan malam di sekitar Pantai Losari, Makassar, dengan menyelipkan elemen-elemen kehidupan sehari-hari dan penuh emosi.

Gambaran Pantai Losari: Puisi membuka dengan gambaran sepi yang dihiasi oleh cahaya pelita, penjaja kacang, pisang epek, dan deru motor. Ini memberikan atmosfer malam yang hidup dan meriah di sekitar Pantai Losari, menciptakan kesan riuh dan ramai.

Kontras Sebagai Alat Ekspresi: Puisi memainkan peran kontras dengan menyandingkan sepi dan keramaian, keindahan bulan dan riak laut, serta kegelapan malam dan terangnya pelita. Kontras ini menciptakan dimensi yang lebih dalam dalam merasakan suasana Pantai Losari.

Pertanyaan dan Dialog Internal: Pembaca dihadapkan pada pertanyaan internal tentang perlunya berjabat tangan di tengah sepi. Pertanyaan ini menyoroti kebutuhan manusia akan koneksi dan hubungan sosial, meskipun dalam keadaan sepi.

Referensi Dongeng dan Dialog Antara Perempuan dan Lelaki: Puisi menciptakan suasana dongeng melalui percakapan antara perempuan dan lelaki. Referensi lagu "perempuan dari negeri dongeng" memberikan nuansa keajaiban dan kerinduan akan sesuatu yang sulit dicapai.

Makna Melalui Dialog: Dialog antara perempuan dan lelaki menciptakan rasa keingintahuan. Perempuan mencari sesuatu yang mungkin hanya dapat ditemukan dalam sejuta mimpi, menunjukkan keinginan untuk mencari sesuatu yang tidak mungkin tercapai.

Runtuhnya Hati dan Kesedihan: Puisi berakhir dengan sentuhan emosional, menyebutkan hati yang runtuh. Ini menciptakan atmosfer melankolis dan menambah kedalaman dalam pemahaman pembaca terhadap kehidupan malam di Pantai Losari.

Puisi "Pantai Losari" bukan hanya sekadar deskripsi visual, tetapi sebuah lukisan emosional yang menggambarkan kehidupan malam yang penuh warna di sekitar Pantai Losari. Dengan sentuhan kontras, dialog, dan referensi dongeng, Yvonne de Fretes membawa pembaca pada perjalanan emosional yang mendalam dan berkesan.

Yvonne de Fretes
Puisi: Pantai Losari
Karya: Yvonne de Fretes

Biodata Yvonne de Fretes:
  • Yvonne de Fretes lahir pada tanggal 10 Oktober 1947 di Singaraja, Bali.
© Sepenuhnya. All rights reserved.