Sumber: Luka Bunga (1991)
Analisis Puisi:
Puisi "Siguragura Menjelang Senja" karya Slamet Sukirnanto membangkitkan citra keindahan alam, kehidupan masyarakat, dan perubahan zaman di Siguragura.
Keindahan Alam dan Budaya: Penyair dengan indah menggambarkan keindahan alam di Siguragura menjelang senja. Air terjun, air yang tumpah, dan jalanan melingkar memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat yang harmonis dengan alam sekitarnya. Gadis-gadis yang membawa keranjang dan sungai Dewata yang ganas menambahkan nuansa kehidupan sehari-hari di desa tersebut.
Puisi Naratif dan Sejarah: Puisi ini juga memiliki unsur naratif yang kuat, menggambarkan kisah Ronggur, seorang perintis yang berani menantang batasan dan pantangan. Kehidupannya yang penuh perjuangan dan cinta menjadi bagian dari sejarah desa, menciptakan narasi yang mendalam dan menggugah rasa ingin tahu pembaca.
Perubahan Zaman: Dengan menyentuh tema pembangunan bendungan dan pembangkit listrik, puisi menggambarkan perubahan zaman dan teknologi yang mencapai Siguragura. Penyair menciptakan kontras antara kehidupan tradisional dan modern, dengan bendungan yang menjadi simbol perubahan yang mungkin membawa dampak baik atau buruk bagi masyarakat.
Perpisahan dan Ratapan: Perpisahan menjadi tema sentral dalam puisi ini, baik perpisahan dengan kehidupan tradisional maupun perpisahan menuju masa depan yang tak diketahui. Penyair menyampaikan ratapan yang tinggi dan penuh makna melalui pengulangan kata "sing sing so," menciptakan suasana haru dan berat di antara pembaca.
Kritik Terhadap Perubahan: Puisi ini juga dapat diartikan sebagai kritik terhadap modernisasi yang mengorbankan nilai-nilai tradisional dan keaslian. Penggambaran bendungan yang angker sebagai "raksasa" yang siap "membunuh roh dan jasadmu" mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap dampak destruktif dari pembangunan tersebut.
Keseimbangan dan Kehidupan Sehari-hari: Meskipun terdapat tema perpisahan dan perubahan, puisi ini tetap menunjukkan keseimbangan antara kehidupan sehari-hari, alam, dan sejarah. Tuak yang masih murni, gadis-gadis yang membawa keranjang, dan air terjun menciptakan gambaran kehidupan yang berlangsung secara kontinu meskipun perubahan zaman.
Puisi "Siguragura Menjelang Senja" secara indah menggambarkan kehidupan dan perubahan di desa Siguragura. Dengan menyatukan unsur alam, sejarah, dan keseharian masyarakat, Slamet Sukirnanto berhasil menciptakan karya yang mencerminkan kompleksitas perjalanan hidup suatu komunitas di tengah-tengah perubahan zaman.
Karya: Slamet Sukirnanto
Biodata Slamet Sukirnanto:
- Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
- Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
- Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.