Puisi: Siguragura Menjelang Senja (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Siguragura Menjelang Senja" secara indah menggambarkan kehidupan dan perubahan di desa Siguragura. Dengan menyatukan unsur alam, sejarah, ...
Siguragura Menjelang Senja
buat: Bokor Hutasuhut
Hatta Albanik


Siguragura menjelang senja
Tuakku murni masih ada!
Gadis-gadis menjunjung keranjang
Mendaki menurun dan jalanan melingkar
Beriring-iringan memasuki gerbang desa.

Siguragura menjelang senja
Tuakku murni masih ada!
Air terjun
Air tumpah juga
Jutaan tangis membahana
Kau tuangkan dari Sorga?
Perpisahan tanpa pesta
Lembah sunyi semata.

Sigura-gura menjelang senja
Tuakku murni masih ada!
Di sini segera berakhir. Segalanya
Kisah yang dulu
Dongeng purba:
Ronggur anak raja tawanan
Ronggur si pemuda titipan zaman
Ronggur menuruni lereng terjal ini
Ronggur bergantungan penuh berani
Setelah perahunya kandas
Di ujung sungai Dewata yang ganas
Setelah menempuh bahaya
Pantangan tiap marga.
Istrinya (budak yang diajak lari)
Di puncak tebing tanpa bimbang
Namun hatinya berdebar! Setia

Lantaran cintanya. Menatap kekasih
Yang sedang mempertaruhkan nasib
Menuruni jurang tegak dan garang
Di antara batu-batu dan akar-akar
Untuk membuktikan kebenaran akal!
Bahwa di lembah yang sunyi
Terbentang harapan
Bersemayam dunia baru
Ronggur perintis tanpa ragu!
Karena impian
Karena cita-cita
Yang bertahta: lama
Meliang luka!
Perang dan perang semata
Kedendaman antara marga
Karena sawah sejengkal
Karena tanah sejengkal
Berebut batas wilayah dan kuasa
Karena harga diri dan menjaga kawula
Warisan semangat leluhur yang dipuja!
Ronggur anak zamannya
Melawan kewibawaan
Menolak kepercayaan
Menolak dirinya
Tumbuh. Menjadi sendawan subur!

Siguragura menjelang senja
Tuakku murni masih ada!
Wajah bendungan ini
Sarana utama
Pembangkit listrik. Tenaga
Impian zaman teknologi
Jadi kenyataan kini
Angker bagaikan raksasa
Siap membunuh roh dan jasadmu
Menyingkirkan keaslianmu
Untuk siapa? Senja
Siguragura menumpahkan semua
Ratapan tinggi naik udara -
Sing sing so sing sing so
Sing sing so sing sing so
Sebelum malam turun di sana!

Siguragura menjelang senja
Tuakku murni masih ada!
Perpisahan tanpa pesta -

Asahan, April 1979

Sumber: Luka Bunga (1991)

Analisis Puisi:
Puisi "Siguragura Menjelang Senja" karya Slamet Sukirnanto membangkitkan citra keindahan alam, kehidupan masyarakat, dan perubahan zaman di Siguragura.

Keindahan Alam dan Budaya: Penyair dengan indah menggambarkan keindahan alam di Siguragura menjelang senja. Air terjun, air yang tumpah, dan jalanan melingkar memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat yang harmonis dengan alam sekitarnya. Gadis-gadis yang membawa keranjang dan sungai Dewata yang ganas menambahkan nuansa kehidupan sehari-hari di desa tersebut.

Puisi Naratif dan Sejarah: Puisi ini juga memiliki unsur naratif yang kuat, menggambarkan kisah Ronggur, seorang perintis yang berani menantang batasan dan pantangan. Kehidupannya yang penuh perjuangan dan cinta menjadi bagian dari sejarah desa, menciptakan narasi yang mendalam dan menggugah rasa ingin tahu pembaca.

Perubahan Zaman: Dengan menyentuh tema pembangunan bendungan dan pembangkit listrik, puisi menggambarkan perubahan zaman dan teknologi yang mencapai Siguragura. Penyair menciptakan kontras antara kehidupan tradisional dan modern, dengan bendungan yang menjadi simbol perubahan yang mungkin membawa dampak baik atau buruk bagi masyarakat.

Perpisahan dan Ratapan: Perpisahan menjadi tema sentral dalam puisi ini, baik perpisahan dengan kehidupan tradisional maupun perpisahan menuju masa depan yang tak diketahui. Penyair menyampaikan ratapan yang tinggi dan penuh makna melalui pengulangan kata "sing sing so," menciptakan suasana haru dan berat di antara pembaca.

Kritik Terhadap Perubahan: Puisi ini juga dapat diartikan sebagai kritik terhadap modernisasi yang mengorbankan nilai-nilai tradisional dan keaslian. Penggambaran bendungan yang angker sebagai "raksasa" yang siap "membunuh roh dan jasadmu" mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap dampak destruktif dari pembangunan tersebut.

Keseimbangan dan Kehidupan Sehari-hari: Meskipun terdapat tema perpisahan dan perubahan, puisi ini tetap menunjukkan keseimbangan antara kehidupan sehari-hari, alam, dan sejarah. Tuak yang masih murni, gadis-gadis yang membawa keranjang, dan air terjun menciptakan gambaran kehidupan yang berlangsung secara kontinu meskipun perubahan zaman.

Puisi "Siguragura Menjelang Senja" secara indah menggambarkan kehidupan dan perubahan di desa Siguragura. Dengan menyatukan unsur alam, sejarah, dan keseharian masyarakat, Slamet Sukirnanto berhasil menciptakan karya yang mencerminkan kompleksitas perjalanan hidup suatu komunitas di tengah-tengah perubahan zaman.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Siguragura Menjelang Senja
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.