Puisi: Ziarah (Karya Upita Agustine)

Puisi "Ziarah" karya Upita Agustine memanfaatkan elemen alam dan spiritualitas untuk menggambarkan perasaan dan pengalaman dengan penuh keindahan ...
Ziarah


Sapaku
Bunga kemboja gugur
Dipendam hujan dalam kenangan
Doa-doaku

Pagaruyung, 1971

Sumber: Proses Kreatif Jilid 4 (2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Ziarah" karya Upita Agustine merupakan karya singkat yang padat dengan makna, menggambarkan perasaan dan pengalaman melalui elemen alam dan spiritual. Dengan tiga baris yang sederhana, puisi ini merangkum serangkaian emosi dan pemikiran yang mendalam.

Sapaan Dalam Keheningan: "Sapaku" merupakan kata pertama dalam puisi ini, menciptakan suasana dialog atau sapaan. Kata tersebut mengindikasikan adanya percakapan atau sambutan, namun, konteks yang diberikan oleh baris berikutnya menunjukkan bahwa sapaan tersebut mungkin tidak ditujukan pada manusia, melainkan pada alam atau kekuatan spiritual.

Simbolisme Bunga Kemboja: "Bunga kemboja gugur" menjadi gambaran visual yang kuat dalam puisi ini. Kemboja sering kali dianggap sebagai simbol keindahan dan kesucian. Gugurnya bunga kemboja dapat diasosiasikan dengan kehilangan atau perpisahan. Dengan demikian, puisi ini mungkin menyiratkan perasaan melalui gambaran alam yang khas.

Penggambaran Kenangan dalam Hujan: "Dipendam hujan dalam kenangan" membawa elemen air ke dalam puisi, yang sering kali dikaitkan dengan emosi dan perasaan. Hujan yang memendam kenangan menciptakan nuansa melankolis, sebagai bentuk pengalaman atau peristiwa yang tenggelam dalam ingatan, mungkin juga sebagai simbol penyucian atau pengampunan.

Ketika Doa Menjadi Kepakaran: "Doa-doaku" adalah puncak dari puisi ini dan memberikan dimensi spiritual. Doa sering kali menjadi ungkapan perasaan, keinginan, atau harapan. Dalam konteks puisi ini, doa mungkin menjadi wujud dari ziarah, bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai upaya untuk berkomunikasi dengan yang gaib atau memohon pada kekuatan yang lebih tinggi.

Kesederhanaan dan Padatan Makna: Puisi ini mengandung kekuatan dalam kesederhanaan dan padatan makna. Dalam tiga baris, penyair berhasil menggambarkan momen atau perasaan yang kompleks dengan kata-kata yang sederhana. Pilihan kata yang cermat dan singkat memberikan kekayaan makna pada setiap baris.

Puisi "Ziarah" karya Upita Agustine adalah karya yang memanfaatkan elemen alam dan spiritualitas untuk menggambarkan perasaan dan pengalaman dengan penuh keindahan dan kedalaman. Dengan padatan makna dalam setiap barisnya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung dan merasakan kekayaan emosional yang terkandung dalam setiap kata.

Upita Agustine
Puisi: Ziarah
Karya: Upita Agustine

Biodata Upita Agustine:
Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, M.P., (nama lengkap Puti Reno Raudhatul Jannah Thaib atau nama pena Upita Agustine) lahir pada tanggal 31 Agustus 1947 di Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatra Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.