April
kenangan buat Lorca
Secepat kedatangan bulan April
cintaku kembali dalam diri
membersit, sewarna hijau alam
melingkar, sebulat bulan sabit
Langkahku memberat mencintakan bumi
girang melonjak mengatasi hati
berpecahan di atas kota, di atas desa
pada hati dan hati, pada wajah dan wajah
Tiada terasa dan tiada bermaksud
aku menjerit sejauh angin menderai
Lorca, kuingat padamu
hijau alammu sehijau alamku
Sampai terasa, kurela mati muda
sekalipun pernah berjanji
ingin mati dalam satu di antara arti
Kutemui diri sepanjang jalan kota
kutemui cinta sepanjang jalanan bintang
mengaca dalam derai langit senja
langsung bermukim tak mau lepas
Kotaku Lorca di mana aku lahir
di mana aku dewasa dan mengenal diri
mungkin pula di mana kematianku
tidurku, dukaku ya segenap peristiwa diri
Seperti kau menemui diri
sepanjang kehijauan bukit-bukit
dengan nada berlenggang berat
dengan gitana berlangkah jauh
Kotaku Lorca di mana aku berkubur
betapa pun tubuhku jauh terlempar
dan sekalipun pernah kunodakan
Di mana aku mendapatkan waktu
dengan segenap mula dan akhirnya
segenap ujung dan pangkal
mencair dalam satu kejadian
Mengaca dalam perbuatan sehari-hari
dalam getar dan tantangan
dengan hati demi hati
karena ingin mendapatkan satu hakekat
Tentang kelahiran
tentang kehadiran
kalau mungkin kematian
juga saat mula dan akhir
Sekalipun mungkin itu tak pernah dicapai
sebagaimana mereka
sampai kini tetap asing dengan segala itu
Padanya berlekat sebagian diriku
berujud dalam derai cemara
berbentuk jalanan berdinding tua
berhakekat pada malam dan siang
Bila waktunya kumenyusul kau
dari alam hijau ke alam biru
kubawakan kotaku dalam puisi
seperti kau meninggalkan ladangmu
Salamku padamu Lorca
pada mula bulan April ini
ku masih berdiri padanya
berselimutkan angin, awan dan bintangnya
Kapan segala itu berakhir
bagaimana kubisa mengatakan
derai anginpun, ku tak bisa menggapai
Di bulan-bulan April
di kotaku berganti musim
ialah mula musim kemarau
dan berakhirlah musim-musim basah
Kau tahu bagaimana mula musim panas
musim warna
musim hati
musim daunan hijau dan dewasa
Langsung memberi nikmat
dan kedewasaan alam
setelah semusim penuh
terbenam hujan panjang
Serupa diri setelah basah dengan umur
lalu dewasa, mengenal siapa dia
kenal apa itu saat terakhir
Di saat-saat demikian
di kotaku mengembang malam panjang
berhati bulan terang
beratap ribuan bintang
Senja hari, sebelah jauh
berbatas-batas daunan cemara
di jalan-jalan bersimpang hati anak-anak
bergetar, berlonjakan dengan getar bumi
Melambaikan tangan yang masih bulat
serupa teman lama dengan alam
serasa seayah ibu dengan matahari
dan menyanyikan kuat-kuat
Kutunggu kau sampai esok
di hijau daunan pagi
di hijau daunan alam
Kau pernah lahir dan dewasa
pernah mendapatkan satu musim
yang jauh, dalam dan hijau
memberat, percaya dan kuat
Seakan lahirnya satu kejadian besar
hatinya sebagian dari bumi
cintanya sebagian dari waktu
bila mati bukanlah satu kematian
Dirinya kembali berpusar menjauh
kembali semua yang telah gugur
membentuk diri bulat-bulat
serupa kelahiran baru
Dalam bentuk lebih dalam
dengan wajah
berpancar alam sendiri
Begitu hari-hari permulaan April
begitu hatiku
begitu kotaku
berpinta dalam satu ingin
Entah hari-hari tengah bulan
mungkin masih begitu
mungkin sudah berganti
mungkin pula sudah berakhir
Aku tak pernah berkata tentang esok
apa yang berlangsung
itulah aku
itulah waktu
Apa yang akan datang
ada catatan-catatan di dinding
tapi tak pernah kuucapkan
Mungkin kau pernah berpikir demikian
menerima alam tidak sebagai milik
sekalipun hari-hari rindunya mendesak
membuat kerinduan jauh
Akupun tidak menerimanya
sekalipun hari-hari cintaku berpinta
aku tidak mengaku
sekalipun terasa sebagian dari diri
Karena pada satu saat
akan sampai saatnya berpisah
pudar segala itu
dari bentuk dan ujudnya
Kalau tinggal, hati dan puisi
tinggal arti dan cinta
dan salam yang terakhir
Kuulangi salamku
salam kelahiran sehijau alam
salam kehadiran sehijau arti
salam kelahiran satu ibu
Pada satu saat begitulah
perjalanan ini membelok
terhenti di jalan simpang
satu ketidak tahu, satu ketidak mengerti
Tapi aku sudah menerima
dan sudah menyelesaikan
dalam satu getar cinta
Salamku pada Lorca
kau tahu bagaimana salam penyair
Romance Perjalanan I (1955)
Puisi: April
Karya: Kirdjomuljo
Catatan:
- Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
- Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
- Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
- Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.
Baca juga: Puisi Kau Wanitaku