Puisi: Bulan (Karya Rustam Effendi)

Puisi | Bulan | Karya | Rustam Effendi | Memerak cahaya/ menyep'rah alam/ Di dalam kebunnya/ di tengah laman// Di luar kebunnya/ bersuka ria .........
Bulan


Memerak cahaya,
    menyep'rah alam,
Di dalam kebunnya,
    di tengah laman.

Di luar kebunnya,
    bersuka ria,
Sepasang berdua,
    memeluk cinta.

Terlihat padaku,
    pelita damar,
Di celah kelambu,
    jendela kamar.

Terlihat padaku,
    parasnya pucat,
Selagi memangku,
    rinduan sebat.

Selagi bermenung,
    merenung bulan,
Terkenang ke ujung,
    di balik awan.

Mengalir mutiara
    membasahi pipi,
Membentun Kammarr
    penyuci hati.

Jikalau hatiku,
    menjadi bulan,
Marilah kusapu,
    rinduan tuan.

Di luar kebunnya,
    bersuka ria,
Di dalam kamarnya,
    berduka cita.

Sampaikan olehmu,
    wahai bulanku,
Bisikkan olehmu,
    rindu nyawaku.


Catatan:
Menyep’rah = menerpa.
Sebat = sobat.
Mutiara = airmata.
Kammarr = bulan.

Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Bulan" karya Rustam Effendi adalah:
  1. Simbolisme Bulan: Puisi ini menggunakan simbolisme bulan untuk menggambarkan perasaan cinta dan kerinduan. Bulan digambarkan sebagai pelita damar, penyuci hati, dan sumber inspirasi. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh kekasih terhadap penyair dan bagaimana kehadirannya mempengaruhi perasaannya.
  2. Perasaan Rindu dan Kerinduan: Puisi ini mencerminkan perasaan rindu dan kerinduan yang mendalam. Penyair merenung tentang keindahan bulan dan merindukan kehadiran kekasihnya. Rindu tersebut membasahi pipi dengan air mata dan mempengaruhi perasaan penyair secara emosional.
  3. Kontras Sukacita dan Kesedihan: Puisi ini menciptakan kontras antara kegembiraan di luar kebun dan kesedihan di dalam kamar. Di luar kebun, ada kebahagiaan dan kebersamaan, sementara di dalam kamar, ada kesedihan dan duka cita karena kehilangan kekasih.
  4. Pengaruh Kekasih: Puisi ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh kekasih terhadap penyair. Kekasih menjadi sumber inspirasi dan cahaya dalam hidupnya. Penyair merindukan kehadiran kekasihnya dan mengharapkan pesan cinta dan kerinduan dari bulan sebagai penghubung antara mereka.
  5. Puisi "Bulan" menggambarkan perasaan rindu, kerinduan, dan kehadiran yang kuat dari kekasih. Simbolisme bulan digunakan untuk melambangkan kecantikan, inspirasi, dan hubungan cinta. Puisi ini menciptakan kontras antara sukacita dan kesedihan, sementara pengaruh kekasih terasa kuat dalam perenungan dan harapan penyair.

Rustam Effendi
Puisi: Bulan
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.