Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Arafah (Karya L.K. Ara)

Puisi "Arafah" karya L.K. Ara menggambarkan pengalaman spiritual dan refleksi dalam suasana yang khusyuk di Arafah, salah satu tempat suci dalam ...
Arafah (1)

panas pasir di Arafah
mencoba membakar telapak kakiku
panas batu di Arafah
mencoba membakar kulitku
panas angin di Arafah
mencoba membakar dagingku
panas matahari di Arafah
mencoba membakar tubuhku
panas rindu-Mu di Arafah
mencoba membakar cintaku
panas air mata di Arafah
dengan sekolam penyesalan
mohon ampunan kepada-Mu
semoga ridha-Mu
membakar dosa-dosaku

Arafah, 30 Mei l993

Arafah (2)

batu-batu di sisi kemah
adakah engkau batu
yang pernah menyaksikan
pertemuan Adam dan Hawa
di padang Arafah ini

bukit-bukit yang memagari
ratusan ribu kemah jamaah haji
adakah engkau bukit
yang pernah mendengar
permintaan Adam dan Hawa
mohon pengampunan
di padang Arafah ini

langit pagi yang agak mendung
adakah engkau langit murung
yang pernah memandang
dua hamba Allah
Adam dan Hawa
merasa damai kembali
setelah terlempar ke bumi

pasir berserakan di padang Arafah
adakah engkau pernah melukis
mengukir jejak Adam dan Hawa
yang kemudian tercatat
dalam sejarah yang abadi

sajadah yang terkembang
di setiap kemah
dan dahi yang sujud di atasnya
bukankah ini pernyataan rasa
yang ingin selalu
lebih dekat pada-Mu

ingin memperoleh ampunan-Mu
ingin mendapat ridha-Mu

Makkah, 30 Mei l993

Analisis Puisi:

Puisi "Arafah" karya L.K. Ara adalah sebuah karya yang menggambarkan pengalaman spiritual dan refleksi dalam suasana yang khusyuk di Arafah, salah satu tempat suci dalam agama Islam. Puisi ini memadukan gambaran fisik dari padang Arafah dengan nuansa keagamaan yang dalam, mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan Tuhan dan pencarian ampunan.

Tema Utama

  • Pengalaman di Arafah: Puisi ini menciptakan gambaran panas dan kerasnya kondisi fisik di Arafah, mulai dari panas pasir, batu, angin, matahari, hingga rindu yang menyala. Semua ini mencerminkan pengalaman nyata fisik dan spiritual para jamaah haji yang menjalankan ibadah haji di tempat ini.
  • Refleksi dan Penyesalan: Penyair mengungkapkan penyesalannya dengan menggunakan metafora panas air mata dan sekolam penyesalan. Permohonan ampunan kepada Tuhan dan harapan akan ridha-Nya menjadi tema yang kuat dalam puisi ini, menyoroti keinginan untuk membersihkan dosa dan mendapat pengampunan.
  • Sejarah dan Kemanusiaan: Puisi ini mengaitkan Arafah dengan sejarah kemanusiaan, khususnya dalam konteks pertemuan Adam dan Hawa. Dengan mengaitkan elemen-elemen seperti batu-batu, bukit-bukit, langit pagi, dan pasir berserakan, penyair mengeksplorasi jejak sejarah yang mengandung makna spiritual yang dalam.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Imaji yang Kuat: L.K. Ara menggunakan imaji-imaji yang kuat untuk menggambarkan kondisi fisik di Arafah dan suasana spiritual yang intens. Ini menciptakan suasana yang memikat dan mendalam bagi pembaca.
  • Pengulangan dan Ritme: Penggunaan pengulangan dalam puisi, seperti pengulangan kata "panas" dan pertanyaan retoris tentang batu, bukit, dan langit, menciptakan ritme yang menarik dan memperdalam makna puisi.
  • Bahasa yang Simbolis: Puisi ini menggunakan bahasa yang simbolis dan metaforis untuk menggambarkan pengalaman spiritual dan keinginan akan pengampunan dari Tuhan. Setiap gambaran alam di Arafah dipakai sebagai simbol dari perenungan dan keinginan spiritual yang mendalam.

Interpretasi dan Makna

  • Pencarian Spiritual: "Arafah" tidak hanya menggambarkan pengalaman fisik di tempat tersebut, tetapi juga pencarian spiritual dan introspeksi diri. Setiap elemen alam dan sejarah yang disebutkan membantu menggambarkan proses spiritualitas dan hubungan manusia dengan penciptanya.
  • Simbolisme Adam dan Hawa: Penggunaan Adam dan Hawa sebagai simbol manusia pertama yang mencari pengampunan dari Tuhan menambah kedalaman puisi ini. Hal ini mengaitkan pengalaman spiritual di Arafah dengan sejarah awal manusia, menunjukkan kesinambungan dan makna universal dalam pencarian kebenaran dan kesucian.
  • Kesederhanaan dan Keagamaan: Puisi ini menawarkan kesederhanaan dalam bahasa dan struktur, tetapi kedalaman dalam makna keagamaannya. Dengan memfokuskan pada pengalaman yang universal seperti penyesalan, rindu, dan pencarian ampunan, puisi ini menghubungkan pembaca dengan esensi dari ibadah haji dan makna yang lebih dalam dari kehidupan spiritual.
Puisi "Arafah" karya L.K. Ara adalah sebuah perenungan yang mendalam tentang pengalaman spiritual di tempat suci bagi umat Islam. Dengan menggabungkan elemen fisik dan spiritual, serta kaitannya dengan sejarah manusia dan kehidupan spiritualitas, puisi ini berhasil menghadirkan sebuah karya yang menginspirasi untuk merenungkan hubungan manusia dengan Tuhan dan pencarian akan kebenaran dan ampunan-Nya.

L.K. Ara
Puisi: Arafah
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.