- Penggunaan Simbol dan Gambaran Alam: Puisi ini menggunakan simbol dan gambaran alam yang kuat untuk menyampaikan perasaan rindu dan kehilangan. Hijaunya wajah danau, hijaunya daun-daunan, dan bisik-bisik di tepian menciptakan gambaran yang indah dan melankolis tentang tempat yang ditinggalkan dan kerinduan yang dirasakan.
- Keberangkatan dan Hilangnya Orang: Puisi ini mencerminkan tema keberangkatan dan hilangnya orang dari kampung halaman. Penyair bertanya-tanya ke mana pergi orang-orang yang dulu hidup di kampung tersebut, apakah mereka hilang dalam perang atau pergi menjelajahi dunia yang luas.
- Perasaan Rindu yang Kelabu: Puisi ini menggambarkan perasaan rindu yang kelabu dan pahit. Meskipun ada kerinduan yang mendalam, tetapi ada juga empedu di kerongkongan yang mengganggu. Hal ini mencerminkan campuran perasaan manis dan pahit dalam mengingat kampung halaman dan kehilangan orang-orang tercinta.
- Hubungan dengan Ibu: Puisi ini menyinggung hubungan dengan ibu dan perasaan bahwa bahkan jika penyair pulang, ibu tidak akan mengenalinya lagi. Ada kehilangan identitas dan rasa tidak diakui oleh orang yang dicintai.
- Sentuhan Budaya: Puisi ini juga menyinggung elemen budaya seperti hari raya dan penggunaan inai dalam upacara tradisional. Hal ini menambah nuansa kekayaan budaya dan kebersamaan yang hilang.
Puisi: Kenapa tak Pulang, Sayang?
Karya: Leon Agusta
Biodata Leon Agusta:
- Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
- Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
- Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.