Puisi: Anak Bencana (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Anak Bencana" menggambarkan dampak bencana terhadap keluarga, terutama perasaan dan pengalaman seorang anak dan ibu dalam situasi ...
Anak Bencana


lengan kecil itu memeluk ibu
anak kecil akhirnya menangis
ketika tau ibunya tersedu-sedu

ibu dan anak larut dalam tangis
mereka satu dalam pelukan erat
mereka berpadu hadapi bencana

anak tak paham kenapa ngungsi
sang ibu diliputi duka yang dalam:
"dia akan tumbuh tanpa kasih ayah"


Jakarta, 24 November 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Anak Bencana" karya Aspar Paturusi adalah sebuah ungkapan yang menggambarkan dampak bencana terhadap keluarga, terutama perasaan dan pengalaman seorang anak dan ibu dalam situasi sulit tersebut. Puisi ini mencerminkan luka, kehilangan, dan keterpaksaan dalam menghadapi kondisi bencana alam.

Gambaran Kesedihan dalam Keluarga: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana yang penuh dengan kesedihan, di mana seorang anak kecil merasakan kebingungan dan kecemasan saat melihat ibunya menangis. Anak itu mungkin tidak sepenuhnya memahami penyebab dari kecemasan itu, namun ia merasakan dampaknya dalam perasaan sedihnya.

Solidaritas dan Kekuatan Keluarga: Walau dalam situasi sulit, tergambar adanya solidaritas yang kuat antara ibu dan anak. Mereka saling mendukung dan melindungi satu sama lain dalam pelukan erat, menciptakan suasana kebersamaan dan kekuatan yang muncul dari kesatuan keluarga di tengah bencana.

Kesedihan Ibu dalam Mencintai Anak: Ada ungkapan kedukaan yang mendalam dari seorang ibu, terutama terkait dengan kekhawatiran bahwa anaknya akan tumbuh tanpa kasih dari seorang ayah. Ini menunjukkan rasa kehilangan yang dalam dalam situasi yang melibatkan peran orang tua yang biasanya menjadi sumber cinta, dukungan, dan keamanan bagi anak.

Perasaan Anak dan Keterbatasan dalam Memahami: Puisi ini menyoroti keterbatasan pemahaman seorang anak terhadap situasi yang melibatkan bencana dan kompleksitasnya. Anak mungkin tidak sepenuhnya memahami alasan di balik evakuasi atau keputusan-keputusan yang diambil, namun ia merasakan ketegangan dan kesedihan dalam ekspresi ibunya.

Kesimpulan tentang Kehidupan dalam Bencana: "Anak Bencana" merangkum dampak emosional dari bencana alam pada tingkat keluarga, khususnya dalam menyoroti kecemasan dan kesedihan dari sudut pandang seorang anak dan ibu. Puisi ini menggarisbawahi kekuatan ikatan keluarga di tengah-tengah kesulitan, namun juga menyoroti ketidakpastian masa depan, terutama dalam perasaan ibu yang khawatir akan masa depan anaknya tanpa kehadiran seorang ayah.

Puisi ini menegaskan bahwa bencana bukan hanya membawa kerusakan fisik, tetapi juga luka emosional yang dalam, khususnya di antara orang-orang terdekat yang saling mendukung satu sama lain dalam situasi yang sulit.

Aspar Paturusi
Puisi: Anak Bencana
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.