Analisis Puisi:
Puisi "Doa Seorang Hakim Pensiunan" oleh Leon Agusta adalah sebuah karya yang menggambarkan konflik internal seorang hakim yang merasa terbelenggu oleh ketidakadilan dan keterbatasannya dalam menjalankan tugasnya. Melalui ungkapan yang kuat dan puitis, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti moralitas, pertanggungjawaban, dan harapan akan keadilan yang lebih tinggi.
Panggilan kepada Tuhan: Puisi ini dimulai dengan seorang hakim yang merenung dan berdoa kepada Tuhan dengan penuh keputusasaan. Dia mempertanyakan apakah Tuhan masih mendengarkan dan menyaksikan penderitaannya. Hakim ini mengaku bahwa dia telah menjatuhkan hukuman kepada mereka yang mungkin tidak bersalah, dan juga membebaskan mereka yang mungkin bersalah. Dia merasa terbelenggu antara tugasnya sebagai seorang hakim dan hati nuraninya.
Permohonan Pembebasan: Hakim ini menyatakan bahwa dia merasa tak berdaya dan memohon kepada Tuhan untuk membebaskannya dari beban moral yang dia rasakan. Dia mengakui bahwa hati nuraninya terus menjerit dan dia tidak bisa sembunyi dari Tuhan. Permohonan ini mencerminkan pertentangan batin yang dalam antara tugas profesional dan nilai-nilai moral yang dipegangnya.
Tuntutan akan Keadilan Ilahi: Pada bait kedua puisi, hakim ini mengajukan doa kepada Tuhan untuk memanggil mereka yang telah melanggar keadilan dan hak-haknya di hadapan Mahkamah Pengadilan-Nya. Dia memohon agar mereka yang telah menzalimi dan menghalangi keadilan, baik dalam kehidupan profesionalnya maupun secara pribadi, diadili dengan seadil-adilnya oleh Tuhan.
Kesimpulan Puitis: Puisi ini menggambarkan perjuangan batin seorang hakim yang terjebak dalam ketidakadilan sistem dan perjuangan pribadi untuk menegakkan keadilan sejati. Dengan gaya yang puitis dan memikat, Leon Agusta menghadirkan gambaran yang kuat tentang moralitas dan harapan akan keadilan yang lebih tinggi di luar kekuasaan manusia.
Puisi "Doa Seorang Hakim Pensiunan" adalah sebuah karya yang menggugah dan mendalam tentang konflik internal seorang hakim yang merasa terbelenggu oleh ketidakadilan sistem dan moralitas pribadinya. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan penuh dengan makna, puisi ini menggambarkan keputusasaan, pertentangan batin, dan harapan akan keadilan yang lebih tinggi.
Puisi: Doa Seorang Hakim Pensiunan
Karya: Leon Agusta
Biodata Leon Agusta:
- Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
- Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
- Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.