Puisi: Ode buat Proklamator (Karya Leon Agusta)

Puisi "Ode buat Proklamator" karya Leon Agusta membangkitkan semangat nasionalisme dan kebangkitan serta mengingatkan kita akan pentingnya ...
Ode buat Proklamator

Bertahun setelah kepergiannya kurindukan dia kembali
Dengan gelombang semangat halilintar dilahirkannya sebuah negeri
Dalam lumpur dan lumut, dengan api menyapu kelam
Menjadi untaian permata hijau di bentangan cahaya abadi
Yang senantiasa membuatnya tak pernah berhenti bermimpi
Menguak kabut gelita mendung, menerjang benteng demi benteng
Membalikkan arah topan, menjelmakan impian demi impian

17 Agustus 1945 mereka tandatangani naskah itu
Mereka memancang tiang bendera, mengubah nama pada peta
Berjaga membacakan sejarah, mengganti bahasa pada buku
Meniup terompet dengan selaksa nada kebangkitan sukma

Kini kita ikut membubuhkan nama di atas bengkalainya
Meruntuhkan sambil mencari, daftar mimpi membelit bulan
Perang saudara mengundang musnah, dendam tidur di hutan-hutan
Di sawah teruka dan sakti, di bawah langit negeriku
Kata jadi pasir di bibir pantai, oh, lidahku yang terjepit
Derap suara yang gempita cuma bertahan atau menerkam

Ya, walau tak mudah, kurindukan semangatnya kembali.
Bersama gemuruh cinta yang membangunkan sejuta rajawali
Tak mengelak dalam bercumbu, biar di ranjang bara membatu
Tak berdalih pada kekasih, biar berbisa perih di rabu
Berlapis cemas menggunung sesal mutiara matanya tak pudar
Bagi negeriku, bermimpi di bawah bayangan burung garuda.

1979

Sumber: Gendang Pengembara (2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Ode buat Proklamator" karya Leon Agusta adalah sebuah penghormatan dan penghargaan yang diberikan kepada para proklamator Indonesia, khususnya Soekarno dan Mohammad Hatta, yang telah menjadi pemimpin dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Melalui bahasa yang kuat dan gambaran yang indah, puisi ini membangkitkan semangat nasionalisme dan kebangkitan bangsa Indonesia.

Pujian atas Perjuangan Proklamator: Puisi ini menggambarkan rindu dan penghargaan terhadap perjuangan para proklamator dalam melahirkan sebuah negara. Dengan gambaran gelombang semangat dan api yang menyapu kelam, puisi ini membangkitkan citra perjuangan yang gigih dan tanpa henti para proklamator untuk mencapai kemerdekaan.

Penghargaan terhadap Sejarah Kemerdekaan: Puisi ini menggambarkan momen bersejarah pada tanggal 17 Agustus 1945 ketika naskah proklamasi ditandatangani dan bendera Indonesia dikibarkan. Penggunaan bahasa yang kuat dan puitis membawa pembaca untuk merasakan kebesaran dan kepentingan dari momen sejarah ini.

Semangat dan Harapan akan Masa Depan: Puisi ini juga mengekspresikan harapan dan semangat untuk masa depan Indonesia. Dengan menyebutkan tentang "membubuhkan nama di atas bengkalainya" dan "meruntuhkan sambil mencari", puisi ini menunjukkan semangat untuk membangun dan mencari identitas serta tujuan bangsa Indonesia di tengah tantangan dan perjuangan.

Kritik dan Refleksi: Di tengah penghargaan dan semangat, puisi ini juga menyelipkan kritik dan refleksi terhadap kondisi bangsa. Ada ungkapan tentang "perang saudara" dan "dendam tidur di hutan-hutan", yang mencerminkan tantangan dan konflik yang masih dihadapi bangsa Indonesia dalam perjalanannya menuju kemajuan dan kedamaian.

Puisi "Ode buat Proklamator" adalah sebuah karya yang puitis dan mendalam, menggambarkan perjuangan, pengorbanan, dan harapan bangsa Indonesia melalui gambaran-gambaran yang kuat dan puitis. Dengan penggunaan bahasa yang kaya dan imaji yang indah, puisi ini membangkitkan semangat nasionalisme dan kebangkitan serta mengingatkan kita akan pentingnya menghargai sejarah dan perjuangan para pendahulu dalam mempertahankan kemerdekaan dan membangun masa depan bangsa.

Leon Agusta
Puisi: Ode buat Proklamator
Karya: Leon Agusta

Biodata Leon Agusta:
  • Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.