Puisi: Pengakuan (Karya Karsono H. Saputra)

Puisi "Pengakuan" menyampaikan pesan tentang keutuhan cinta yang tetap bertahan meskipun menghadapi perjalanan hidup yang panjang. Gaya bahasa yang ..
Pengakuan

cobalah sejenak hening
luruhkan hatimu, supaya tak selalu diharu biru desah
                                                angin
langkah kita sudah jauh ke depan
meninggalkan galur, jejak, dan tapak
sesekali langkahku terantuk bintang, memang
tetapi masih dalam batas kesadaran
tak ada luka, apalagi hilang
rumahku tetap di keteduhan matamu
dan bahagiaku tetap di lapang dadamu

Sumber: Purnama Menyentuh Stupa (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Pengakuan" karya Karsono H. Saputra adalah puisi yang menggambarkan keadaan batin seseorang dan pengakuan cinta yang tetap utuh meskipun menghadapi rintangan.

Hening dan Desah Angin: Puisi dimulai dengan ajakan untuk mencoba sejenak hening, mengundang pembaca untuk merenung dan membiarkan hati menjadi tenang. Desah angin menciptakan suasana alam dan memberikan kontrast dengan keheningan, menciptakan ruang refleksi.

Langkah Jauh ke Depan: Pembaca dibawa pada gambaran tentang langkah yang sudah jauh ke depan, meninggalkan jejak dan tapak. Ini dapat diartikan sebagai perjalanan hidup atau hubungan yang telah melewati berbagai pengalaman dan perubahan.

Langkah Terantuk Bintang: Meskipun langkah kadang-kadang terantuk bintang, hal ini menggambarkan bahwa dalam perjalanan hidup, kita mungkin mengalami rintangan dan tantangan, tetapi masih berada dalam batas kesadaran dan tidak menyakitkan.

Rumah di Keteduhan Matamu: Rumah yang tetap di keteduhan matamu dapat diartikan sebagai tempat perlindungan dan ketenangan. Matamu menjadi lambang keamanan dan kenyamanan, tempat di mana seseorang merasa diterima dan dicintai.

Bahagia di Lapang Dadamu: Pengakuan bahwa bahagia tetap di lapang dadamu menunjukkan bahwa cinta yang diakui dalam puisi ini membawa kegembiraan dan ketenangan. Lapang dadamu menciptakan gambaran tentang hati yang terbuka dan menerima dengan lapang.

Gaya Bahasa dan Metafora: Karsono H. Saputra menggunakan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna. Metafora seperti "langkah terantuk bintang" dan "rumah di keteduhan matamu" memperkaya pengalaman pembaca dan memberikan dimensi lebih dalam pada puisi.

Keutuhan dan Kekuatan Cinta: Puisi ini menyiratkan keutuhan cinta, bahwa meskipun menghadapi rintangan atau kesulitan, cinta tersebut tetap kokoh dan tidak tergoyahkan. Keberadaan rumah dan bahagia menciptakan gambaran keutuhan hubungan.

Puisi "Pengakuan" adalah puisi yang menciptakan suasana kedamaian dan pengakuan cinta yang kokoh. Melalui gambaran langkah-langkah hidup, rintangan, dan pengakuan, puisi ini menyampaikan pesan tentang keutuhan cinta yang tetap bertahan meskipun menghadapi perjalanan hidup yang panjang. Gaya bahasa yang digunakan membantu menciptakan suasana yang emosional dan mendalam.

Puisi: Pengakuan
Puisi: Pengakuan
Karya: Karsono H. Saputra
© Sepenuhnya. All rights reserved.