Puisi: Sunyi (Karya Dianing Widya Yudhistira)

Puisi "Sunyi" karya Dianing Widya Yudhistira merupakan ungkapan perasaan individu terhadap ketidakpastian, kegelisahan, dan keinginan untuk ...
Sunyi

Aku tak pernah belajar takut dan ragu
Hadirnya memintalku dalam gelisah
Darahku resah
Lidahku gagu

Inikah keterbatasan
Bergolak bagai garis malam
Hati bertengkar tanpa alasan
Sepi yang indah berganti kelam

Andai saja
Aku mampu memandang kerajaan langit
Kutanggalkan saja
Keraguan yang membukit

Pidie, Aceh, Januari 1998

Sumber: Media Minggu Online (edisi 09 Juli 2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Sunyi" karya Dianing Widya Yudhistira merupakan ungkapan perasaan individu terhadap ketidakpastian, kegelisahan, dan keinginan untuk mengatasi rasa takut dan ragu. Dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca merenung tentang perjuangan internal dan usaha untuk menemukan ketenangan.

Takut dan Ragu sebagai Lawan: Puisi ini menggambarkan penolakan terhadap perasaan takut dan ragu. Meskipun muncul sebagai realitas yang mengganggu, pembicara dalam puisi menunjukkan bahwa ia tidak pernah belajar untuk takut dan ragu. Ini mencerminkan keberanian dan tekad untuk menghadapi tantangan.

Hadirnya yang Memintal dalam Gelisah: Penggunaan kata "Hadirnya" memberikan kesan abstrak terhadap ketidakpastian atau kekhawatiran yang muncul. "Memintalku dalam gelisah" menciptakan gambaran tentang bagaimana ketidakpastian bisa meresap ke dalam diri, merintisnya bagai benang halus yang dipintal.

Darah yang Resah dan Lidah yang Gagu: Ekspresi "Darahku resah" mencerminkan keadaan emosional yang tidak stabil, sedangkan "Lidahku gagu" menyoroti kesulitan untuk mengungkapkan atau menyampaikan perasaan. Ini menunjukkan betapa kompleksnya pengalaman internal yang dialami.

Keterbatasan dan Garis Malam: Puisi merangkai kata-kata "Inikah keterbatasan, bergolak bagai garis malam." Garis malam di sini dapat diartikan sebagai konflik batin yang dialami oleh pembicara, dan keterbatasan menjadi penghalang yang melukiskan rasa terbatasnya kemampuan diri.

Sepi yang Indah Berganti Kelam: Penyair menggunakan kontras antara "sepi yang indah" dan "berganti kelam" untuk menggambarkan perubahan suasana atau perasaan yang awalnya tenang dan indah, tetapi kemudian berubah menjadi kelam atau suram.

Andai Saja dan Keraguan yang Membukit: Bagian ini menciptakan suasana harapan dengan ungkapan "Andai saja." Namun, keraguan yang membukit mengindikasikan bahwa kendala atau tantangan internal masih ada.

Puisi "Sunyi" adalah perjalanan emosional yang memperlihatkan konflik batin dan usaha untuk mengatasi ketidakpastian dan kegelisahan. Melalui penggunaan bahasa yang padat dan metafora yang kuat, puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang perjalanan pribadi dan kekuatan dalam menghadapi rasa takut dan ragu.

Puisi: Sunyi
Puisi: Sunyi
Karya: Dianing Widya Yudhistira

Catatan:
  • Dianing Widya Yudhistira adalah seorang sastrawati Indonesia.
  • Dianing Widya Yudhistira lahir di Batang, Jawa Tengah, pada tanggal 6 April 1974.
© Sepenuhnya. All rights reserved.