Puisi: Tiba-Tiba Menjauh (Karya Maghfur Saan)

Puisi "Tiba-Tiba Menjauh" karya Maghfur menggambarkan perjalanan manusia dalam meraih impian dan makna dalam hidup, sambil menghadapi perubahan dan ..
Tiba-Tiba Menjauh


perahu yang berlayar di matamu tiba-tiba menjauh
kau bilang ini malam terakhir, tapi mimpi
selalu saja belum berujung sebuah cakrawala
melengkung mengendap-endap menjaga langit
menyibak kabut dengan sesekali tebarkan bara api

yang memercik isyarat
bahwa berbagai peristiwa masih bakal mengguyur
di ubunmu bersama hujan yang menggumpal
lalu menelusup lewat pori-porimu

di matamu, perahu telah berlayar melintasi ribuan musim
mengulang berbagai upacara pembakaran dupa
kau bilang ini sebuah rutinitas belaka
tanpa kau tahu siapa yang senantiasa memungut baunya

adakah jala yang ditebarkan di setiap penghujung musim
menjaring kembali bau dupa atau bahkan petaka?


Analisis Puisi:
Puisi "Tiba-Tiba Menjauh" karya Maghfur Saan adalah karya yang memadukan elemen alam dan perasaan manusia untuk menggambarkan perjalanan waktu dan pengalaman pribadi.

Perahu dan Matamu: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang perahu yang berlayar di matamu yang kemudian tiba-tiba menjauh. Perahu dapat diartikan sebagai metafora untuk mimpi, aspirasi, atau harapan dalam hidup seseorang. Ketika perahu tiba-tiba menjauh, ini menggambarkan perasaan kehilangan atau kegagalan dalam meraih impian.

Malam Terakhir: Penyair menyebutkan bahwa ini adalah malam terakhir, yang mungkin mengisyaratkan pada akhir suatu fase atau hubungan. Malam terakhir sering kali dihubungkan dengan perasaan nostalgia dan refleksi terhadap pengalaman masa lalu.

Cakrawala dan Kabut: Cakrawala melengkung dan kabut yang disibakkan dengan bara api adalah gambaran alam yang misterius dan berubah-ubah. Ini mungkin mencerminkan perjalanan kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan.

Upacara Pembakaran Dupa: Upacara pembakaran dupa adalah tindakan keagamaan atau spiritual yang umum dalam berbagai budaya. Dupa sering kali digunakan untuk membersihkan dan mendukung meditasi. Dalam puisi ini, upacara pembakaran dupa mungkin merupakan simbol upaya manusia untuk mencapai kedamaian dan makna dalam hidup.

Jala Penghujung Musim: Metafora jala yang menangkap bau dupa atau bahkan petaka menggambarkan perasaan manusia yang terkadang merasa terjebak dalam peristiwa dan nasib mereka. Ini juga mencerminkan bagaimana tindakan dan keputusan dalam hidup dapat memiliki konsekuensi yang tak terduga.

Puisi "Tiba-Tiba Menjauh" menggambarkan perjalanan manusia dalam meraih impian dan makna dalam hidup, sambil menghadapi perubahan dan ketidakpastian. Puisi ini menggabungkan elemen alam dan spiritualitas untuk menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan manusia yang kompleks dalam menghadapi perjalanan hidupnya.

Puisi: Tiba-tiba Menjauh
Puisi: Tiba-Tiba Menjauh
Karya: Maghfur Saan

Catatan:
  • Maghfur Saan lahir di Batang, pada tanggal 15 Desember 1950.
© Sepenuhnya. All rights reserved.