Puisi: Bingkai Foto di Ruang Makan (Karya Wahyu Prasetya)
Puisi | Bingkai Foto di Ruang Makan | Karya | Wahyu Prasetya |
Bingkai Foto di Ruang Makan
setelah agak lama berdiam dalam piring serta mangkuk kosong,aku bergegas untuk kembali pada anak-anakku yang mengeram.dinding dan meja menjadi bunyi-bunyian yang memekakkantelinga, ketika istri berteriak lewat sudut-sudut ruang ini,bagai terjaga dari mimpi buruk, aku hanya melompat-lompat danmelepas satu persatu dari anggota tubuhku.bahkan pikiran-pikiranku, perasaanku serta kepedihan yang beku,hingga bingkai foto itupun seolah mengucapkan caci makinya tanpatahu apa sebabnya,aku mulai pusing. seluruh tubuhku sudah terlepas tangan, lengan,bahu, kelamin, kepala,…..tinggal namaku saja yang gagal kulepas, karena anak-anakku kinihafal tatacara untuk menghardik dan menteror. sepertisebuah skenario sinetron yang gagal, aku termenung tanpa apa-apa.“bapak sudah telanjang sekarang, bapak sudah kalah dari mimpinya”bagai koor anak-anak bersuara mengikuti ibu mereka. dan ruanganmenjelma irama metal yang menjatuhkan segala kaca ke lantai,memecahkan cermin dan bingkai foto di ruang makan.dengarlah, “bapak sudah kalah sekarang, bapak sudah miskin sekarang”seperti isyarat dari pecahan gelas, mereka pun menagis lebih keras,karena bapak sudah terlepas, di ujung pintu, terdengar langkah beratmungkin langkahku yang menyeret kedua kakinya, menuju sunyi hatinya,sedang diriku terhidang di meja makan, menatap mata istri,anak-anak dan pisau, sendok, garpu, merica, kecap, bawang merah,sup, sambal….setiap decak mulut mereka adalah perih panjang yang tak terlukiskan.dari sendawa mereka kudengar rumah yang runtuh,setelah agak lama berdiam dalam botol serta baskom yang kosong,kujumpai diriku sebagai lauk pauk yang membusuk menciptakan lapardan bon-bon tagihan, membangun puing dan merobohkan kembali.sungguh, ruang ini menjadi pasar malam, ada cahaya remang,ada cahaya terang, sedang di sudut kulihat wajah-wajah tegang,sudah kuduga mereka sudah lama ingin mencintaiku, tapi siapa yangmampu memberikan benda-benda mahal dengan senyuman, selain geramdan keharuan, milik siapakah diriku sebenarnya.
Rengas, 1992/1993
Sumber: Gerbong (1998)
Puisi: Bingkai Foto di Ruang Makan
Karya: Wahyu Prasetya
Biodata Wahyu Prasetya:
- Eko Susetyo Wahyu Ispurwanto (akrab dipanggil Pungky) lahir pada tanggal 5 Februari 1957 di Malang, Jawa Timur.
- Wahyu Prasetya meninggal dunia pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2018 (pada umur 61).