Puisi: Ekstase Malioboro (Karya Bambang J. Prasetya)

Puisi "Ekstase Malioboro" karya Bambang J. Prasetya menggambarkan kehidupan yang rumit di Malioboro, merangkum citra kota dengan ...
Ekstase Malioboro


Di sudut kotamu yang sendu
tempat ruh nenek moyang menjaga pertempuran
melahirkan bocah telanjang
dekil dan bau kemenyan
matanya silau nyanyian masa depan

Bulan selimut dingin
bertengger di atas jemuran
payung keemasan raja-raja
bocah tumbuh dalam dekapannya
diteteki ketika menangis
lewat alunan sungai yang diaduk-aduk polusi
disuapi ketika lapar
dari puing-puing sampah

Di bawah jembatan ia lahir
besar di jalanan Malioboro
ketika peluit kereta api menjerit
dan derit angkot, bercampur bau tlethong
saat toko-toko berubah jadi plaza
pedagang kaki lima tak lagi bersahaja

Bising kotamu
mengeraskan lengking aleman sinden jalanan
Binar kotamu
mengencangkan senar pemetik sinden jalanan

Senja tak berbentuk
bocah terpaku bermain kartu
lepaskan penat sehari kerja
meski siang jadi tukang sapu
membersihkan labirin pasar beringharjo
yang sepi bau susur aroma dubang
juga sengat ampek keringat petani desa

Bocah pinangan zaman yang terbuang
asing di tengah deru merci
dan kelap-kelip sorot lampu mercuri
keluguannya balik menipu
karena semua sudah membisu


1993

Analisis Puisi:
Puisi "Ekstase Malioboro" karya Bambang J. Prasetya adalah sebuah gambaran yang sangat kuat tentang Malioboro, sebuah daerah di Yogyakarta, Indonesia. Penyair menggambarkan Malioboro dengan keruwetan dan kehidupan kota yang kompleks.

Gambaran Kota yang Rumit: Puisi ini memberikan citra tentang kehidupan di Malioboro yang terbentuk dari persimpangan antara sejarah dan modernitas. Ada ungkapan yang menyuarakan kekacauan dan kompleksitas yang terjadi di sudut kota ini.

Kontras Antara Masa Lalu dan Masa Kini: Penyair menggambarkan perubahan dalam citra Malioboro dari masa lalu hingga sekarang. Dari ketenangan dan tradisi nenek moyang hingga kehidupan yang penuh kebisingan dan kekacauan.

Kehidupan Jalanan: Dari aroma yang mencampur bau tlethong, suara derit angkot, hingga bisingnya aktivitas jalanan, puisi ini menghadirkan kehidupan di jalanan Malioboro yang begitu jelas, baik dari sisi kehidupan pedagang maupun kehidupan bocah yang hidup di lingkungan yang keras.

Keluguan dan Keheningan: Penyair membawa nuansa kemerosotan dan ketidakberdayaan. Ada ironi antara ketidaktahuan dan pengetahuan yang menyentuh kesendirian dan keheningan.

Puisi "Ekstase Malioboro" menggambarkan kehidupan yang rumit di Malioboro, merangkum citra kota dengan baik. Ini bukan hanya deskripsi visual tentang jalanan, tetapi juga menggambarkan perubahan sosial dan kekacauan budaya yang terjadi di sekitar Malioboro. Meskipun gambaran Kota Malioboro memberikan citra yang sangat kaya, puisi ini juga memberikan pandangan kehidupan yang keras dan kekosongan yang ada di baliknya.

Puisi: Ekstase Malioboro
Puisi: Ekstase Malioboro
Karya: Bambang J. Prasetya

Catatan:
  • Bambang Jaka  Prasetya (atau kadang disingkatnya Bambang JP) lahir di Yogyakarta pada tanggal 28 Oktober 1965.jalanan Malioboro
© Sepenuhnya. All rights reserved.