Antara Pondok dan Pasar
Apakah lagi yang memburu
ketimbang angan-angan antara
gemerlap indahnya rindu
Sebakda shubuh engkau membalah
lalu merantang dagangan ketika
jarum menunjuk angka tujuh
kemudian matahari tengah siang
membalutmu dengan peluh berlinang
sore engkau pergi ke Jombang
melemaskan bahasa meraih kenangan
malamnya kembali membaca kitab
kepada Tuhan di nyaris pagi engkau meratap
apakah lagi yang lebih memburu
ketimbang kelelahan yang berlalu
sedang di depan hidup
senantiasa kita tak tahu