Pantun Padang Panjang
Padang Panjang dilingkar bukit,
bukit dilingkar kayu jati,
Kasih sayang bukan sedikit,
dari mulut sampai ke hati.
Analisis Puisi:
Puisi "Pantun Padang Panjang" karya Marah Roesli adalah puisi yang singkat namun penuh makna, mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya Kota Padang Panjang. Puisi ini menggambarkan keunikan dan daya tarik kota tersebut melalui pantun, sebuah bentuk puisi tradisional yang banyak digunakan dalam budaya Indonesia.
Keindahan Alam dan Budaya Kota Padang Panjang: Puisi ini dengan indah menggambarkan keindahan alam dan budaya kota Padang Panjang dengan mencantumkan gambaran bukit dan kayu jati. Kata-kata seperti "dilingkar bukit" dan "dilingkar kayu jati" mencitrakan keindahan dan kesejukan alam yang ada di sekitar kota tersebut.
Kasih Sayang dan Kehangatan Masyarakat: Puisi ini juga menonjolkan nilai-nilai kasih sayang dan kehangatan dalam masyarakat Padang Panjang. Ungkapan "Kasih sayang bukan sedikit, dari mulut sampai ke hati" mencerminkan nilai-nilai sosial dan kebersamaan dalam masyarakat setempat.
Makna Tradisional dan Budaya Lokal: "Pantun Padang Panjang" menggunakan format pantun, sebuah bentuk puisi tradisional Indonesia yang terdiri dari empat baris dengan pola a-b-a-b. Pemilihan bentuk puisi ini memberikan nuansa budaya lokal dan menggambarkan kekayaan tradisi serta warisan budaya yang masih dihargai dan dilestarikan di Padang Panjang.
Puisi Sebagai Pemersatu Budaya: Sebagai puisi yang menggambarkan keindahan alam dan budaya lokal, "Pantun Padang Panjang" dapat berfungsi sebagai pemersatu masyarakat dan membangkitkan rasa kebanggaan atas kota mereka. Puisi ini mampu menciptakan ikatan emosional antara pembaca dan kota Padang Panjang, memperkuat rasa cinta dan kesetiaan pada tanah kelahiran.
Puisi: Pantun Padang Panjang
Karya: Marah Roesli
Biodata Marah Roesli:
- Marah Roesli (dieja Marah Rusli) lahir di Padang, Sumatra Barat, pada tanggal 7 Agustus 1889.
- Marah Roesli meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 17 Januari 1968 (pada usia 78 tahun).
- Marah Roesli adalah sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka.
- Pantun di atas merupakan bagian dari buku Sitti Nurbaya (1920).
