Gunung Biru
Pembawaan lambang perlahan-lahan
Ke ujung gunung biru
Daripada tembak dahulu kala di sisinya
Diikuti pukulan genderang perlahan sekali
Mengingatkan kekejaman burung-burung gagak
Hati yang patah daripada tubuh tunduk tersungkur rubuh
Dada yang mengembang lebar
Hanya ada emas di hatinya sendiri
Kebiruan langit dan lambang yang berkebat di tangannya
Tanda kemenangan di tangan yang mencari menang sebelum apa?
Kulihat sebagai impian kebun melati di padang pasir
Irama-irama yang datang ribut dan pilu
Ke ujung gunung biru
mengelu elukan tangan yang basah dari genggaman
Alangkah terhuyung huyungnya
Dari jauh tampak sebagai api yang menyala
Langit yang begini berkaca
tersingkap selimut dan berlumba
Kegagalan membawa pelayangan ke lubuk yang bening.
Sumber: Majalah Siasat (29 Maret 1953)
Puisi: Gunung Biru
Karya: Mahbub Djunaidi
Biodata Mahbub Djunaidi:
- Mahbub Djunaidi (dieja Mahbub Junaidi) lahir di Jakarta, pada tanggal 27 Juli 1933.
- Mahbub Djunaidi meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 1 Oktober 1995 (pada usia 62 tahun).
- Mahbub Djunaidi adalah salah satu sastrawan angkatan 1966-1970-an.